tag:blogger.com,1999:blog-82665798245771386712024-03-05T18:07:43.152-08:00Ruang Lingkup KesehatanRuang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-26074140754305978492010-12-30T01:50:00.000-08:002010-12-30T01:50:49.420-08:00anatomi telinga<div id="container"><br />
<div class="pagewrapper"><div id="page"><div class="wrapper"><div class="narrowcolumnwrapper"><div class="narrowcolumn"><div class="content"><div class="post-217 post type-post status-publish format-standard hentry category-kumpulan-kuliah tag-kmb" id="post-217"><div class="entry"> <h3 style="color: black; text-align: center;"><span style="text-decoration: underline;">ANATOMI FISIOLOGI TELINGA</span></h3><div style="color: black;">PENDAHULUAN</div>Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pende¬ngaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.<br />
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala (CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).<br />
<span style="color: #ff6600;">Anatomi Telinga Luar</span><br />
<span style="color: #ff6600;"><a href="http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/telinga/" rel="attachment wp-att-219"><img alt="telinga" class="aligncenter size-medium wp-image-219" height="185" src="http://nursecerdas.files.wordpress.com/2009/02/telinga.jpg?w=300&h=185" title="telinga" width="300" /></a> </span><br />
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.<br />
<span style="color: #ff6600;">Anatomi Telinga Tengah</span><br />
<span style="color: #ff6600;"><a href="http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/telinga-tengah/" rel="attachment wp-att-220"><img alt="telinga-tengah" class="aligncenter size-medium wp-image-220" height="300" src="http://nursecerdas.files.wordpress.com/2009/02/telinga-tengah.jpg?w=255&h=300" title="telinga-tengah" width="255" /></a> </span><br />
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.<br />
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.<br />
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.<br />
<span style="color: #ff6600;">Anatomi Telinga Dalam</span><br />
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.<br />
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak<br />
<span style="color: #ff6600;"><strong><em>Keseimbangan dan Pusing</em></strong></span><br />
Kelainan sisten keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari 30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun.<br />
Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi me¬ngenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja, mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu gangguan pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis atau gangguan penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan.<br />
Aparatus vestibularis telinga tengah memberi unipan balik menge¬nai gerakan dan posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama gerakan cepat gerakan kepala.<br />
<span style="color: #ff6600;"><em><strong>pusing</strong></em></span><br />
sering digunakan pada pasien dan pemberi perawatan kesehatan untuk menggambarkan stiap gangguan sensasi orientasi ruang, namun tidak spesifik dan tidak bisa menggambarkan dengan jelas. Karena gangguan keseimbangan adalah sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh pasien, penting untuk menentukan apa gejala yang sebenrnya dirasakan oleh pasien.<br />
<em><strong><span style="color: #ff6600;">Vertigo</span></strong></em><br />
didefinisikan sebagaihalusinasi atau ilusi gerakan gerakan seseorang lingkungan seseorang yang dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita vertigo menggambarkan rasa berputar putar atau merasa seolah-olah benda berputar mengitari. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika te disfungsi yang cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam).<br />
<em><strong><span style="color: #ff6600;">Ataksia</span></strong></em><br />
adalah kegagalan koordinasi muskuler dan dapat terjadi pada pasien dengan penyakit vestibuler. Sinkope, pingsan, dan kehilangan kesadaran bukan merupakan bentuk vertigo, juga merupakan karakteristik masalah telinga biasanyaji menunjukkan adanya penyakit sistem kardiovaskuler.<br />
Prinsip Fisiologi yang Mendasari Konduksi Bunyi<br />
Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius ekternus dan menyebabkan membrana timpani bergetar Getaran menghantarkan suara, dalam bentukm energi mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus oval. Energi mekanis ini kemudian dihantarkan cairan telinga dalam ke koklea, di mana akani menjadi energi elektris. Energi elektris ini berjalan melalui nervus vestibulokoklearis ke nervus sentral, di mana akan dianalisis dan diterjemahkan dalam bentuk akhir sebagai suara.<br />
Selama proses penghantaran,gelombang suara menghadapi masa yang jauh lebih kecil, dari aurikulus yang berukuran sampai jendela oval yang sangat kecil, yang meng batkan peningkatan amplitudo bunyi.<br />
<span style="color: #ff6600;">Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat</span><br />
Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi olehj anulare fieksibel dari stapes dan membran yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting,dan berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari membrana timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus koklearis dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani yang utuh, jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang suara. pada membran timpani utuh yang normal, suara merangsang jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela bulat. namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi penurunan kemampuan pendengaran.<br />
Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani ke osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam. Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang) dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini, pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana basilaris yang akan merangsang sel-sel rambut or¬gan Corti, dalam koklea, bergerak seperti gelombang<br />
. Gerakan membrana akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dan kernudian didekode menjadi pesan bunyi.<br />
Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga dalam dengan cara konduksi tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien; namun adanya defek pada membrana timpani atau terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal dan mengaki¬batkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran konduktif.<br />
<span style="color: #ff6600;"><span style="text-decoration: underline;">Kehilangan Pendengaran</span></span><br />
Ada dua jenis kehilangan pendengaran.<br />
<span style="color: #ff6600;">Kehilangan konduktif</span><br />
biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.<br />
<span style="color: #ff6600;">kehilangan sensoris</span><br />
melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fung¬sional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.<br />
Lebih dari 20 juta orang di Amerika Serikat menderita berbagai tingkat kehilangan pendengaran. Kebanyakan di antaranya dapat ditolong dengan terapi medis atau bedah atau dengan alat bantu dengar dan memandu pasien ke pusat pelayanan.<br />
<span style="color: #ff6600;">Pendekatan Psikososial</span><br />
Gangguan pendengaran dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan sikap, kemampuan berkomunikasi, kepekaan terhadap lingkungan dan bahkan kemampuan untuk melindungi diri sendiri. Di dalam ruang kelas, pelajar dengan gangguan pendengaran dapat menunjukkan tingkat ketidaktertarikan, kurang perhatian dan kegagalan. Orang akan merasa terasing di rumah karena ketidak mampuannya mendengar bunyi lonceng, dengungan, suara burung berkicau, atau kendaraan yang melintas.<br />
Pejalan kaki yang menderita gangguan pendengaran dapat menyeberang jalan pada saat yang tidak tepat karena tak mampu mendengar mobil yang mendekat. Individu yang menderita kehilangan pendengaran dapat melewatkan sebagian percakapan dan merasa yakin bahwa orang lain membicarakan dirinya. Banyak individu bahkan tidak menyadari bahwa pendengarannya secara bertahap mulai terganggu. Sering kali bukan mereka yang menderita gangguan tetapi orang yang berkomunikasi dengan mere¬ka yang pertama kali mengenali adanya gangguan ter-sebut.<br />
Tidak jarang individu dengan gangguan pendengaran menolak mencari pertolongan medis. Oleh karena rasa takut bahwa kehilangan pendengarannya merupakan tanda usia lanjut, banyak orang menolak mengenakan alat bantu dengar. Sedangkan orang lain merasa kurang percaya diri bila mengenakan alat bantu. Pasien yang mampu melakukan introspeksi diri biasanya akan menanyakan kepada orang yang diajaknya berkomunikasi untuk memberi tahu. ketika melakukan penyuluhan pasien yang memerlukan bantuan pendengaran. Perawat harus ingat bahwa keputusan mengenakan alat bantu dengar adalah sangat pribadi dan sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku orang tersebut.<br />
<span style="color: #ff6600;">Pendekatan Gerontologik</span><br />
Bersama proses penuaan, dapat terjadi perubahan telinga yang kemudian dapat mengarah ke defisit pende¬ngaran. Beberapa perubahan terjadi pada telinga kecuali bila serumen cenderung menjadi lebih keras danj lebih kering sehingga terjadi peningkatan kemungkinan imfeksi.<br />
Pada telinga tengah, membrana timpani menjadi atrofi atau menjadi sklerotik. Telinga tengah dapat mengalarni degenerasi sel pada dasar koklea. Tampaknya ada predisposisi familier pada terjadinya kehilangan pendengaran sensorineural. Manifestasinya berupa kehilangan kemampuan suara berfrekuensi tinggi, kemudian oleh kehilangan frekuensi menengah dan rendah. Istilah presbikusis dipakai untuk menerangkanl kehilangan pendengaran yang progresif. Namu presbikusis merupakan diagnosis eksklusi, sehingga kehilangan pendengaran sensorineural harus dah disingkirkan.<br />
Tanda awal kehilangan pendengaran bisa meliputi tinitus, peningkatan ketidakmampuan mendengar pertemuan kelompok, dan perlu mengeraskan volume televisi.<br />
Literatur (Paparella et a!., menyatakan bahwa 25% orang berusia antara 65<br />
<ul class="unIndentedList"><li> tahun dan 50% orang berusia di atas 75 tahun mengalami kesulitan pendengaran. Penyebabnya tidak diketahui hubungannya dengan diet, metabolisme, arteriosklen stres, dan keturunan tidak konsisten.</li>
</ul> Faktor lain yang mempengaruhi pendengaran populasi manula, seperti pemajanan sepanjang terhadap suara keras (mis. jet, senjata api, mesin gergaji mesin),<br />
Beberapa obat, seperti aminoglik dan bahkan aspirin, mempunyai efek ototoksik gangguan ginjal dapat menyebabkan perlambatan ek obat pada manula. Banyak manula menelan quinin untuk mengatasi kram tungkai, yang dapat mengakib hilangnya pendengaran.<br />
Faktor psikogenik dan pn penyakit lainnya (mis. diabetes) juga sebagian menimbulkan kehilangan pendengaran sensorineural.<br />
<span style="color: #ff6600;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Gejala Kehilangan Pendengaran</span></strong></span><br />
<span style="color: #ff6600;">Deterlorisasi wicara</span><br />
Individu yang bicara dengan bagian akhir kata tldak jelas atau dihllangkan, atau mengeluarkan kata-kata bernada datar, mungkin karena tidak mendengar dengan baik, Telinga memandu suara, baik kekerasan maupun ucapannya.<br />
<span style="color: #ff6600;"><em>Keletihan</em></span><br />
Bila Individu merasa mudah lelah ketika mendengarkan percakapan atau pidato, keletihan bisa disebabkan oleh usaha keras untuk mendengarkan. Pada keadaan ini, Iridividu tersebut menjadl mudah tersinggung.<br />
<em><span style="color: #ff6600;">Acuh</span></em><br />
individu yang tak bisa mendengar perkataan orang lain mudah mengalami depresi dan ketidaktertarikan terhadap kehidupan secara umum. Menarik dlri dari sosial Karena tak mampu rnendengar apa yang terjadi di sekitarnya menyebabkan individu dengan gangguan pendengaran menarlk diri dari situasi yang dapat memalukannya.<br />
<span style="color: #ff6600;"><em>Rasa tak aman</em></span><br />
Kehilangan rasa percaya diri dan takut berbuat salah menclptakan suatu perasaan tak aman pada kebanyakan orang dengan gangguan pendengar¬an. Tak ada seorang pun yang menginglnkan untuk mengatakan atau melakukan hal yang salah yang cenderung membuatnya nampak bodoh.<br />
Tak mampu membuat keputusan-prokrastinal<br />
Kehilangan kepercayaan diri membuat seseorang dengan gangguan pendengaran sangat kesulitan untuk membuat keputusan.<br />
<span style="color: #ff6600;"><em>Kecurigaan</em></span><br />
Individu dengan kerusakan pendengaran, yang sering hanya mendengar sebagian dari yang dikatakan, bisa merasa curiga bahwa orang lain membicarakan dirinya atau bagian percakapan yang berhubungan dengannya sengaja diucapkan dengan lirih sehingga la tak dapat mandengarkan<br />
<em><span style="color: #ff6600;">Kabanggaan semu</span></em><br />
Individu dengan kerusakan pendengaran berusaha menyembunyikan kehilangan pendengarannya. Konsekwensinya, ia sering berpura-pura mendengar padahal sebenarnya tidak.<br />
Kesepian dan ketldak bahaglaan Meskipun setiap orang selalu menginginkan ketenangan, namun kesunyian yang dipaksakan dapat membosankan bahkan kadang menakutkan. Individu dengan kehilangan pendengaran sering merasa (terasing)<br />
Kecenderungan untuk mendominasi pembicaran<br />
Banyak Individu dengan kerusakan pendengaran cenderung mendominasi percakapan, mengetahui bahwa selama pembicaraan terpusat padanya sehingga ia dapat mengontrol maka la tidak akan melakuKan kesalahan yang memalukan.<br />
(Seizin Maico Hearing Instruments.)<br />
Kebisingan dan Efeknya pada Pendengaran<br />
Kebisingan suara yang tak diinginkan dan tak dapat dihindari) telah diidentifikasi sebagai salah satu bahaya lingkungan pada abad ke-20. Besarnya volume kebisingan yang mengelilingi kita setiap hari telah meningkat dari kejengkelan sederhana sampai berpotensi sebagai sumber bahaya kerusakan fisik dan psikologis.<br />
Dalam istilah dampak fisik, suara keras dan menetap terbukti menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer,<br />
peningkatan tekanan darah dan<br />
kecepatan denyut jantung (akibat sekresi adrenalin),<br />
dan peningkatan aktivitas gas¬trointestinal<br />
Mekanisme yang paling sering adalah kehi¬langan pendengaran yang diinduksi oleh kebisingan. Namun untungnya kelainan yang dapat dicegah. Istilah kehilangan pendengaran yang diinduksi oleh kebi¬singan digunakan untuk menjelaskan kehilangan pende¬ngaran yang terjadi setelah pemajanan jangka lama terha¬dap kebisingan keras {mis. mesin-mesin berat, motor dan persenjataan), sementara trauma akustik merujuk pada kehilangan pendengaran akibat pemajanan tunggal terha¬dap kebisingan yang sangat intens, seperti ledakan. Biasanya kehilangan suara yang diinduksi kebisingan terjadi pada frekwensi tinggi (sekitar 4000 Hz), meskipun dengan pemajanan kebisingan terus-menerus kehilangan pendengaran dapat menjadi lebih berat dan meliputi pula frekwensi di sekitarnya<br />
<strong><span style="color: #ff6600;"><span style="text-decoration: underline;">Pengkajian Kemampuan Mendengar</span></span></strong><br />
<span style="color: #ff6600;">Pemeriksaan Telinga </span>.<br />
Telinga luar diperiksa dengan<br />
inspeksi dan palpasi lang-sung sementara membrana timpani diinspeksi, seperti telinga tengah dengan otoskop dan palpasi tak langsung dengan menggunakan otoskop pneumatic<br />
<span style="color: #ff6600;">Pengkajian Fisik.</span><br />
Inspeksi telinga luar merupakan prosedur yang paling sederhana tapi sering terlewat. Aurikulus dan jaringan sekitarnya diinspeksi adanya<br />
deformitas, lesi,<br />
cairan begitu pula ukuran,<br />
simetris dan sudut penempelan ke kepala.<br />
Gerakan aurikulus normalnya tak menimbulkan nyeri. Bila manuver ini terasa nyeri, harus dicurigai adanya otitis eksterna akut. Nyeri tekan pada saat palpasi di daerah mastoid dapat menunjukkan mastoiditis akut atau inflamasi nodus auri-kula posterior. Terkadang, kista sebaseus dan tofus (de-posit mineral subkutan) terdapat pada pinna. Kulit bersisik pada atau di belakang aurikulus biasanya menunjuk¬kan adanya dermatitis sebore dan dapat terdapat pula di kulit kepala dan struktur wajah.<br />
Untuk memeriksa kanalis auditorius eksternus dan membrana timpani, kepala pasien sedikit dijauhkan dari pemeriksa.<br />
Otoskop dipegang dengan satu tangan semen¬tara aurikulus dipegang dengan tangan lainnya dengan mantap dan ditarik ke atas, ke belakang dan sedikit ke luar Cara ini akan membuat lurus kanal pada orang dewasa, sehingga memungkinkan pemeriksa melihat lebih jelas membrana timpani.<br />
Spekulum dimasukkan dengan lembut dan perlahan ke kanalis telinga, dan mata didekatkan ke lensa pembesar otoskop untuk melihat kanalis dan membrana timpani. Spekulum terbesar yang dapat dimasukkan ke telinga (biasanya 5 mm pada orang dewasa) dipandu dengan lembut ke bawah ke kanal dan agak ke depan. Karena bagian distal kanalis adalah tulang dan ditutupi selapis epitel yang sensitif, maka tekanan harus benar-benar ringan agar tidak menimbulkan nyeri.<br />
GAMBAR 57-2. Teknik untuk menggunakan otoskop.<br />
<a href="http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/otoskop/" rel="attachment wp-att-223"><img alt="otoskop" class="aligncenter size-full wp-image-223" height="474" src="http://nursecerdas.files.wordpress.com/2009/02/otoskop.jpg?w=468&h=474" title="otoskop" width="468" /></a><br />
Setiap adanya cairan, inflamasi, atau benda asing; dalam kanalis auditorius eksternus dicatat.<br />
Membrana, timpani sehat berwarna mutiara keabuan<br />
pada dasar kanalis. Penanda harus dttihat mungkin pars tensa dan kerucut cahaya.umbo, manubrium mallei, dan prosesus brevis.<br />
Gerakan memutar lambat spekulum memungkinkan penglihat lebih jauh pada Hpatan malleus dan daerah perifer. dan warna membran begitu juga tanda yang tak biasa at! deviasi kerucut cahaya dicatat. Adanya cairan, gele bung udara, atau masa di telinga tengah harus dicatat.<br />
Pemeriksaan otoskop kanalis auditorius eksternus membrana timpani yang baik hanya dapat dilakukan bi kanalis tidak terisi serumen yang besar. Serumen not nya terdapat di kanalis eksternus, dan bila jumla sedikit tidak akan mengganggu pemeriksaan otoskop.<br />
Bila serumen sangat lengket maka sedikit minyak mineral atau pelunak serumen dapat diteteskan dalam kanalis telinga dan pasien diinstruksikan kembali lagi.<br />
<span style="color: #ff6600;">Ketajaman Auditorius.</span><br />
Perkiraan umum pendengaran pasien dapat disaring secara efektif dengan mengkaji kemampuan pasien mendengarkan<br />
bisikan kata atau detakan jam tangan.<br />
Bisikan lembut dilakukan oleh pemeriksa, yang sebelumnya telah melakukan ekshalasi penuh. Masing-masing telinga diperiksa bergantian. Agar telinga yang satunya tak mendengar,<br />
pemeriksa menutup telinga yang tak diperiksa dengan telapak tangan. Dari jarak 1 sampai 2 kaki dari telinga yang tak tertutup dan di luar batas penglihatan, pasien dengan ketajaman normal dapat menirukan dengan tepat apa yang dibisikkan. Bila yang digunakan detak jam tangan, pemeriksa memegang jam tangan sejauh 3 inci dari telinganya sendiri (dengan asumsi pemeriksa mempunyai pendengaran normal) dan kemudian memegang jam tangan pada jarak yang sama dari aurikulus pasien. Karena jam tangan menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi daripada suara bisikan, maka kurang dapat dipercaya dan tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya cara mengkaji ketajaman auditorius.<br />
<span style="color: #ff6600;">Penggunaan uji Weber dan Rinne</span><br />
memungkinkan kita membedakan kehilangan akibat konduktif dengan kehi-langan sensorineural<br />
<em><span style="color: #ff6600;">Uji Weber</span></em><br />
memanfaatkan konduksi tulang untuk menguji adanya lateralisasi suara. Sebuah garpu tala dipegang erat pada gagangnya dan pukulkan pada lutut atau pergelangan tangan pemeriksa. Kemudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien. Pasien ditanya apakah suara terdengar di tengah kepala, di telinga kanan atau telinga kiri. Individu dengan pendengaran normal akan mende¬ngar suara seimbang pada kedua telinga atau menjelaskan bahwa suara terpusat di tengah kepala. Bila ada kehilang¬an pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis media), suara akan lebih jelas terdengar pada sisi yang sakit. Ini disebabkan karena obstruksi akan menghambat ruang suara, sehingga akan terjadi peningkatan konduksi tulang. Bila terjadi kehilangan sensorineural, suara akan meng-alami lateralisasi ke telinga yang pendengarannya lebih baik. Uji Weber berguna untuk kasus kehilangan pende¬ngaran unilateral.<br />
<em><span style="color: #ff6600;">Uji Rinne</span></em><br />
gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada tulang mastoid (kon¬duksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar suara. Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis auditorius eksternus (konduksi uda-ra). Pada keadaan normal pasien dapat terus mendengar¬kan suara, menunjukkan bahwa konduksi udara berlang-sung lebih lama dari konduksi tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi tulang akan melebihi konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang temporal telah menghilang, pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala melalui mekanisme konduktif yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran sensorineural memungkinkan suara yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari tulang, meskipun keduanya merupakan konduktor, yang buruk dan segala suara diterima seperti sangat jauh dan lemah.<br />
<span style="color: #ff6600;">Prosedur Diagnostik Auditorius dan Vestibuler</span><br />
Dalam mendeteksi kehilangan pendengaran, audiome¬ter adalah satu-satunya instrumen diagnostik yang paling penting.<br />
Uji audiometri ada dua macam:<br />
(1) audiometri nada-murni, di mana stimulus suara terdiri atas nada murni atau musik (semakin keras nada sebelum pasien bisa mendengar berarti semakin besar kehilangan pende¬ngarannya), dan<br />
(2) audiometri wicara<br />
di mana kata yang diucapkan digunakan untuk menentukan kemampuan mendengar dan membedakan suara.<br />
Ahli audiologi melakukan uji dan pasien mengenakan earphone dan sinyal mengenai nada yang didengarkan. Ketika nada dipakai secara langsung pada meatus kanalis auditorius eksiernus, kita mengukur konduksi udara. Bila stimulus diberikan pada tulang mastoid, melintas mekanisme konduksi (osikulus), langsung menguji konduksi saraf. Agar hasilnya akurat, evaluasi audiometri dilakukan di ruangan yang kedap suara. Respons yang dihasil-kan diplot pada grafik yang dinamakan audiogram.<br />
<a href="http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/05/217/audiogram/" rel="attachment wp-att-224"><img alt="audiogram" class="aligncenter size-full wp-image-224" height="329" src="http://nursecerdas.files.wordpress.com/2009/02/audiogram.jpg?w=468&h=329" title="audiogram" width="468" /></a><br />
<span style="color: #ff6600;">Frekwensi</span><br />
merujuk pada jumlah gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber bunyi per detik siklus perdetik atau hertz (Hz). Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran frekwensi dari<br />
20 sam¬pai 20.000Hz.<br />
500 sampai 2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan sehari-hari (yang dikenal sebagai kisaran wicara. Nada adalah istilah untuk menggambarkan frekwensi; nada dengan<br />
frekwensi 100 Hz dianggap sebagai nada rendah, dan nada<br />
10.000 Hz dianggap sebagai nada tinggi. Unit untuk mengukur kerasnya bunyi (intensitas suara) adalah desibel (dB), tekanan yang ditimbulkan oleh rsuara. Kehilangan pendengaran diukur dalam decibel, yang merupakan fungsi logaritma intensitas dan tidak bisa dengan mudah dikonversikan ke persentase.<br />
Ambang kritis kekerasan adalah sekitas 30 dB. Beberapa contoh internsitas suara yang biasa termasuk gesekan kertas dalam lingkungan yang sunyi, terjadi pada sekitar 15 dB; per kapan rendah, 40 dB; dan kapal terbang jet sejauh kaki, tercatat sekitar 150 dB. Suara yang lebih keras i 80 dB didengar telinga manusia sangat keras. Suara ya terdengar tidak nyaman dapat merusak telinga dala Timpanogram atau audiometri impedans, meng refleks otot telinga tengah terhadap stimulus suara, kelenturan membrana timpani, dengan mengubah teh udara dalam kanalis telinga yang tertutup (Gbr. Kelenturan akan berkurang pada penyakit telinga tertutup)<br />
Respons batang otak auditori (ABR, auditori brain sistem response) adalah potensial elektris yang dapat terteksi dari narvus kranialis VIII (narvus akustikus) alur auditori asendens batang otak sebagai respons stimulasi suara. Merupakan metoda objektif untuk mengukur pendengaran karena partisipasi aktif pasien sama sekali dak diperlukan seperti pada audiogram perilaku. Elektroda ditempatkan pada dahi pasien dan stimuli akustik, biasanya dalam bentuk detak, diperdengarkan ke telinga. pengukuran elektrofisiologis yang dihasilkan dapat di tentukan tingkat desibel berapa yang dapat didengarkan pasien dan apakah ada kelainan sepanjang alur syaraf,<br />
seperti tumor pada nervus kranialis VIII. Elektrokokleografi (ECoG) adalah perekaman potensial elektrofisologis koklea dan nervus kranialis VIII bagai respons stimuli akustik. Rasio yang dihasilkan digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa kelainan keseimbangan cairan telinga dalam seperti penyakit Mniere dan fistula perilimfe.<br />
Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan elektroda sedekat mungkin dengan koklea, baik di kanalis auditorius eksternus tepat di dekat membrana timpani atau melalui elektroda transtimpanik yang diletakkan melalui mambrana timpani dekat mem-bran jendela bulat. Untuk persiapan pengujian, pasien diminta unluk tidak memakai diuretika selama 48 jam sebelum uji dilakukan sehingga keseimbangan cairan di dalam telinga tidak berubah.<br />
Elektronistagmografi (ENG) adalah pengukuran dan grafik yang mencatat perubahan potensial elektris yang ditimbulkan oleh gerakan mata selama nistagmus yang ditimbulkan secara spontan, posisional atau kaloris. Digu¬nakan untuk mengkaji sistem okulomotor dan vestibular dan interaksi yang terjadi antara keduanya. Misalnya, pada bagian kalori uji ini, udara atau air panas dan dingin (uji kalori bitermal) dimasukkan ke kanalis auditorius eksternus, dan kemudian gerakan mata diukur. Pasien diposisikan sedemikian rupa sehingga kanalis semisirkularis lateralis paralel dengan medan gravitasi dan duduk sementara elektroda dipasang pada dahi dan dekat mata. Pasien diminta tidak meminum supresan vestibuler seperti sedativa, penenang, antihistarnin, atau alkohol, begitu pula stimulan vestibuler seperti kafein, selama 24 jam sebelum pengujian.<br />
ENG dapat membantu diagnosis kondisi seperti penyakit Meniere dan tumor kanalis auditorius internus atau fosa posterior.<br />
Posturografi platform adalah uji untuk menyelidiki kemampuan mengontrol postural. Diuji integrasi antara bagian visual, vestibuler dan proprioseptif (integrasi sensoris) dengan keluaran respons motoris dan koordinasi anggota bawah. Pasien berdiri pada panggung (platform), dikelilingi layar, dan berbagai kondisi ditampilkan, seper¬ti panggung bergerak dengan layar bergerak.<br />
Ambang penerimaan wicara adalah tingkat intensitas suara di mana pasien mampu tepat membedakan dengan benar stimuli wicara sederhana. Pembedaan wicara menentukan kemampuan pasien untuk membedakan suara yang berbeda, dalam bentuk kata, dalam tingkat desibel di mana suara masih terdengar.<br />
pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur dan menunjukkan sistem mana yang terganggu. Persiapan uji ini sama dengan pada ENG.<br />
Percepatan harmon sinusoidal (SHA, sinusoidal har¬monic acceleration), atau kursi berputar, mengkaji sisiem vestibulookuler dengan menganalisis gerakan mata kopensatoris sebagai respons putaran searah atau berlawaan arah dengan jarum jam. Meskipun uji SHA tak dapat mengidentifikasi sisi dari lesi pada penyakit unilateral, namun sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya penyakit dan mengontrol proses penyembuhanya, persiapan pasien sama dengan yang diperlukan pada EN<br />
<span style="color: #ff6600;">Berkomunikasi pada Kerusakan Pendengaran</span><br />
Saran berikut dapat membuat komunikasi lebih bafik dengan penderita gangguan pendengaran yang wicaranya sulit dipahami.<br />
1. Pusatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang ia katakannya. Perhatikan dan dengarkanjangan IM-coba melakukan pekerjaan lain sementara menJe ngarkannya.<br />
2. Libatkan pembicara dalam percakapan bila memungkinkan untuk mengantisipasi jawaban. Hal ini mungkinkan anda menjadi terbiasa dengan pola wicaranya yang khusus.<br />
3. Cobalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang dikatakannya; anda kemudian mungkin dapat mengisi detil dari konteks tersebut.<br />
4. Jangan mencoba berpura-pura mengerti bila anda memang tidak mengerti.<br />
5. Bila anda tak mampu memahami atau mengalami keraguan berat mengenai kemampuan memahami apa yang dikatakannya, lebih baik memintanya menulis-kan pesan yang ingin disampaikannya daripada meng-ambil risiko salah pengertian. Meminta orang tersebut mengulang pesan dalam bentuk wicara, setelah anda mengetahui isinya, juga dapat membantu anda mem-biasakan diri dengan pola wicaranya.<br />
Anjuran agar komunikasi lebih baik dengan penderita gangguan pendengaran yang dapat membaca gerak bibir adalah sebagai berikut:<br />
1. Ketika berbicara, anda harus menatap orang tersebut selangsung mungkin.<br />
2. Yakinkan bahwa wajah anda tampak sejelas mungkin; posisikan diri anda sedemikian rupa sehingga wajah anda mendapat pencahayaan yang memadai hindari terhalang oleh bayangan cahaya yang terlalu terang;jangan menutupi penglihatan orang tersebut terhadap mulut anda dengan cara apapun; hindari berbicara sambil mengunyah sesuatu dalam mulut anda.<br />
3. Yakinkan bahwa pasien mengetahui topik atau subjek ekspresi verbal anda sebelum meneruskan dengan apa yang anda rencanakan untuk diucapkan ini memung-kinkan orang tersebut menggunakan petunjuk konteks-tual dalam membaca gerak bibir.<br />
4. Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering dibanding bila anda berbicara normal.<br />
5. Bila anda ragu apakah beberapa petunjuk atau instruk-si telah dipahami, lakukan pengecekan untuk meya-kinkan bahwa pasien telah memahami secara penuh pesan anda.<br />
6. Bila mulut anda terpaksa ditutup dengan alasarTapapun (misalnya memakai masker) dan anda wajib memberi arahan atau instruksi kepada pasipn, maka tak ada jalan lain kecuali anda harus menulis pesan yang ingin anda sampaikan.<br />
<h3 style="text-align: center;"><strong><span style="color: #ff6600;"><span style="text-decoration: underline;">Gangguan Telinga Luar</span></span></strong></h3><span style="color: #ff6600;"><strong><em>Otalgia</em></strong></span><br />
Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga. Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya (nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga), maka kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.<br />
Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi dan dapat juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak keluhan nyeri telinga sebenarnya akibat nyeri di dekat ser ndi temporomandibularis. Diperkirakan bahwa lebih c 50% pasien yang mengeluh otalgia tidak ditemukan pnyakit telinganya.<br />
<strong><em><span style="color: #ff6600;">Impaksi Serumen</span></em></strong><br />
Secara normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan warna yang bervaria Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang dapat mengalami infaeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan/atau kehilangan perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik sebagai penyebab defisit pendengar Usaha membersihkan kanalis auditorius dengan bata korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma terhadap kulit dapat mengakibatkan infek atau kerusakan gendang telinga.<br />
<span style="color: #ff6600;">Penatalaksanaan.</span><br />
Serumen dapat diambil denga irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. Kecuali bila riwayat perforasi membrana timpani atau terdapat inflamasi telinga luar (otitis eksterna), irigasi lembut kan prosedur yang dapat diterima untuk mengambil serumen.<br />
Teknik ini efektif bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius eksteni Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi ha bisa dicapai bila aliran air dapat mencapai bela serumen yang menyumbat agar dapat mendorongnya lateral dan ke luar dari kanalis. Meskipun irrigator pic air biasanya aman, namun instrumen ini berhubungan den perforasi membrana timpani dan bahkan cedera otologik yang lebih serius. Maka harus digunakan tekanan serdah mungkin yang digunakan untuk mencegah trail mekanik.<br />
Bila sebelumnya sudah terdapat perforasi membran timpani di belakang impaksi serumen, air dapat mema ruang telinga tengah. Masuknya air dingin ke da telinga tengah dapat mengakibatkan vertigo akut dengan cara menginduksi arus konveksi termal dalam kanalis semi sirkularis. Memasukkan air ke dalam rongga teli tengah dapat juga meningkatkan risiko infeksi. Irigasi kanalis juga terbukti mengakibatkan otitis eksterna: na (osteomielitis tulang temporal) pada manula pende diabetes. Bila harus melakukan irigasi aural pada penderita diabetes, harus digunakan larutan steril. Bila irigasi ti berhasil sempurna atau bila impaksi serumen tidak purna, maka dapat dilakukan pengangkatan secara mekanis, dengan pandangan langsung pada pasien yang koope-ratif oleh tenaga profesional yang terlatih.<br />
Serumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin hangat, minyak mineral, atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 30 menit sebelum pengangkatan. Bahan seruminolitik, seper-ti peroksida dalam gliseril (Debrox) atau Cerumenex juga tersedia; namun, senyawa ini dapat menyebabkan reaksi alergi dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga kali sehari selama beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan pengangkatan im-paksi. Bila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini, dapat diangkat oleh petugas perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti kuret serumen dan pengisap aural yang menggunakan mikroskop binokuler untuk pembesaran.Benda Asing<br />
<strong><em><span style="color: #ff6600;">Otitis Eksterna</span></em></strong><br />
Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering pada telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk air dalam kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis memungkinkan masuknya organisme ke jaringan, dan kondisi sistemik seperti defisiensi vitamin dan kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada beberapa orang; sedang lainnya mengandung Staphylo-coccus albus dan/atau organisme lain seperti difteroid. Patogen otitis eksterna yang paling sering adalah Staphy-lococcus aureus dan spesies Pseudomonas. Jamur yang paling sering dapat terisolasi dari telinga normal maupun yang terinfeksi adalah Aspergillus. Otitis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti psoriasis, ekzema, atau dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut, cat rambut, dan losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis, yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.<br />
</div></div></div></div></div></div></div></div></div><img alt="" id="wpstats2" src="http://stats.wordpress.com/g.gif?v=wpcom2&rand=0.31257632711850025&crypt=RDZ8LFkxbXF5S0ZdM2YyNTlHbzJHdnI4fk9WfGR4fmhITldTUHFiWjV5MVJZZHdpQyZXUzlQVSZ4ZS9HLGgmV1pYS3l+U1dBQ2xuR21+SGVMd3YuLkZsd1Q3UWFXanJna2ZJVzJiREtDNjBdUH5KMkdsdEJxTGdiNmFtOCxrQlEuTUNnMmptZVoxeTErNjQ1UnM9MnNnW3FyY35PfD9UJmxkTVBCRDVbRDUzQWk0K0JQXUFEW21uTW5ZVzBRdTJuYy5+a09vLywzRSs%3D" style="display: none;" />Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-53662276287871875432010-12-30T01:38:00.001-08:002010-12-30T01:38:57.279-08:00anatomi mata<b style="color: black;"><span style="font-size: 130%;">Mata</span></b><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 130%;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLHlYTj_UyX5NuGsxh3B2HUn58kN_BuZdNKlY98emzB15LY1kFxsKfyxUPijTbIClU3tItdeL-a7f-KjotOQ0D1fx_LJFUXbntt1yHdD5XMze3Fp6XbRSqjKGcDvlfCp6REXwwYWK_SKA/s1600/maaa.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5464722722597434562" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLHlYTj_UyX5NuGsxh3B2HUn58kN_BuZdNKlY98emzB15LY1kFxsKfyxUPijTbIClU3tItdeL-a7f-KjotOQ0D1fx_LJFUXbntt1yHdD5XMze3Fp6XbRSqjKGcDvlfCp6REXwwYWK_SKA/s400/maaa.bmp" style="cursor: pointer; height: 379px; width: 505px;" /></a><br />
<span style="font-size: 85%; font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Gambar 2.1 Penampang bola mata</span></span><br />
<span style="color: white; font-weight: bold;">copied and modified from</span><span style="color: black;"><br />
<span style="color: white; font-size: 78%;">(http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/11/lasik-berbahayakah-untuk-mata)</span></span></div><span style="font-size: 100%;"><br />
Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar 2.1 menunjukan bagian-bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda, secara rinci diuraikan sebagai berikut :</span></span><br />
<ol><li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Sklera </span>: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Otot-otot</span> : Otot-otot yang melekat pada mata :<br />
a. <span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">muskulus rektus superior</span> : menggerakan mata ke atas<br />
b. <span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">muskulus rektus inferior</span> : mengerakan mata ke bawah</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Kornea</span> : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Badan Siliaris </span>: Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Iris</span> : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Lensa</span> : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Bintik kuning (Fovea)</span> : Bagian retina yang mengandung sel kerucut</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Bintik buta</span> : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Vitreous humor</span> : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata</span></span></li>
<li><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">Aquous humor</span> : Menjaga bentuk kantong bola mata</span></span></li>
</ol><div style="font-weight: bold; text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><span style="color: #cc9933; text-decoration: underline;"></span><br />
</span></div><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;">Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.</span></span><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCXT1q6PL1UsX0DH8-sZE52QSBlmpXDlEiBVZ2CAme1GRn53N_DIR3IPy8bwCiWa7Y5NOsy5zQ4XsfI26gKqx983avcMxhYEfqu19B7lvejV56NbZENyuQCW04O2WwF2m1bcLHMfxI7A/s1600/eye_photo.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5464007594497018546" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCXT1q6PL1UsX0DH8-sZE52QSBlmpXDlEiBVZ2CAme1GRn53N_DIR3IPy8bwCiWa7Y5NOsy5zQ4XsfI26gKqx983avcMxhYEfqu19B7lvejV56NbZENyuQCW04O2WwF2m1bcLHMfxI7A/s400/eye_photo.jpg" style="cursor: pointer; height: 181px; width: 277px;" /></a></span></span><br />
<span style="font-size: 85%;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Gambar 2.2 bagian mata yang tampak</span><span style="color: white; font-size: 100%; font-weight: bold;">copied fro<a href="http://www.phys.ufl.edu/%7Eavery/course/3400/gallery/gallery_vision.html" target="_blank"></a></span><span style="color: white; font-style: italic; font-weight: bold;"><br />
<span style="font-style: italic;"></span></span><span style="color: white; font-size: 78%; font-style: italic; font-weight: bold;">(http://www.phys.ufl.edu/~avery/course/3400/gallery/gallery_vision.html)</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="color: black;"><br />
</span></span></span></div><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><br />
<span style="font-weight: bold;">1) Tunica Vibrosa</span><br />
Tunica vibrosa terdiri dari <span style="color: #cc9933; font-style: italic; font-weight: bold;">sklera</span>, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapat <span style="color: #cc9933; font-style: italic; font-weight: bold;">kornea</span>, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.<br />
Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2) Tunica Vasculosa</span><br />
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang terdiri dari<span style="color: #cc9933; font-style: italic; font-weight: bold;"> iris, corpus ciliaris </span><span style="color: black; font-style: italic;"></span><span style="color: black;">dan </span><span style="color: #cc9933; font-style: italic; font-weight: bold;">koroid</span>.<br />
<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Koroid</span> merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Iris</span>. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau. Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.<br />
<br />
<div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5rePOWOkL6WV9CtiDGTaHNyzmCySexuDW3vqSsUS2aINSKcbzBIOHfXF3G0ZhyNkAIrJFoZVMwdLEgjs_arug9Jj7WZENv3ExHaoSWfz0b1olRS8ZZka-ZbyOoqU4jnHeI-nphUF0v0A/s1600-h/untitled.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443231941762259570" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5rePOWOkL6WV9CtiDGTaHNyzmCySexuDW3vqSsUS2aINSKcbzBIOHfXF3G0ZhyNkAIrJFoZVMwdLEgjs_arug9Jj7WZENv3ExHaoSWfz0b1olRS8ZZka-ZbyOoqU4jnHeI-nphUF0v0A/s400/untitled.bmp" style="cursor: pointer; height: 119px; width: 400px;" /></a><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;">Bagian depan dari lapisan iris ini disebut <span style="color: #cc9933; font-style: italic; font-weight: bold;">Pupil</span><span style="color: #cc9933;"> </span>yang terletak di belakang kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk.<br />
</span><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 130%;"><span style="color: #cc9933; font-weight: bold;"></span></span></div><span style="font-size: 100%;"><br />
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Musculus Siliaris</span>. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca buku akan membuat mata terasa cepat lelah?<br />
</span><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs1npHJSZLUeXp_k3wzujztBTQgHFL33mp1-xzybR5uyIJhEzxDDgihPGrkyS4kr-p8oVgXlt6VXBPNKqqImvRXWjxXxLUgFJh_8BnoMhrT_HTqr17_DNgsndS18kyl2o2xlrOWb4sy7w/s1600-h/untitled2.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443233858387359426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs1npHJSZLUeXp_k3wzujztBTQgHFL33mp1-xzybR5uyIJhEzxDDgihPGrkyS4kr-p8oVgXlt6VXBPNKqqImvRXWjxXxLUgFJh_8BnoMhrT_HTqr17_DNgsndS18kyl2o2xlrOWb4sy7w/s400/untitled2.jpg" style="cursor: pointer; height: 138px; width: 400px;" /></a><br />
<span style="color: #cc9933; font-size: 130%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 100%;">Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang masing-masing disebut <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Aqueous Humor</span> dan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Vitreous Humor</span>. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">3) Tunica Nervosa</span><br />
Tunica nervosa (<span style="font-style: italic; font-weight: bold;">retina)</span> merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada sedikit cahaya.<br />
1. <span style="color: #cc9933; font-weight: bold;">SEL BATANG</span> tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">rhodopsin</span>. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.<br />
2.<span style="font-weight: bold;"> <span style="color: #cc9933;">SEL KERUCUT</span></span> atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">iodopsin</span> yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.<br />
<br />
Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan bintik buta.</span><div style="text-align: center;"><span style="color: #cc9933; font-size: 180%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<br />
<div style="text-align: left;"><span style="color: #ffcc66; font-size: 130%;"><span style="font-weight: bold;">b. Alat-alat Tambahan Mata</span></span></div><br />
<div style="text-align: justify;">Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis.<br />
1)Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.<br />
<br />
2)Kelopak mata : ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat).<br />
<br />
3)Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).<br />
<br />
4)Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.</div></div></div></div></div></div><span style="color: white; font-family: trebuchet ms; font-size: 100%;"><br />
</span><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: center;"><span style="font-size: 100%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ5m9AO2xIYRP2_j8ErAds-hgQoGI7tNAkptsFytQzNk8DeBWX2iEDMdauXkNlLJczfx_Qsy0-M-ne1v5g5xOCRc2L0wOeKSMz-6U1YgE42Em35PqBOjQ20OrWm0VTI1IhGjKEuaIev9k/s1600-h/dun.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443239095448569202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ5m9AO2xIYRP2_j8ErAds-hgQoGI7tNAkptsFytQzNk8DeBWX2iEDMdauXkNlLJczfx_Qsy0-M-ne1v5g5xOCRc2L0wOeKSMz-6U1YgE42Em35PqBOjQ20OrWm0VTI1IhGjKEuaIev9k/s400/dun.jpg" style="cursor: pointer; height: 263px; width: 400px;" /></a></span></div></div></span></span>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-54480182396883316402010-12-30T01:29:00.000-08:002010-12-30T01:29:56.104-08:00pankreas PANKREAS<br />
<br />
Pankreas adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di belakang usus duabelas jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut <b>kepulauan Langerhans</b>. Kepulauan Langerhans ini menghasilkan hormon <b>insulin</b> dan <b>glukagon</b> yang digunakan untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai energi tambahan. <br />
Pankreas juga mengandung sel yang menghasilkan <b>getah pankreas. </b>Getah pankreas adalah getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam mengolah tiga kelompok bahan makanan organik utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah pankreas ini terutama terdiri dari <b>air, bikarbonat, dan enzim </b>yang dapat dibedakan atas<b> enzim tripsin, enzim amilase, serta enzim lipase</b>. <br />
Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari melalui dua saluran di sepanjang pankreas. Pada usus duabelas jari, bikarbonat menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam makanan dan membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung bersama-sama dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase berperan dalam melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptyalin dalam air ludah. Sementara itu, lipase mempunyai peran yang tak kalah penting dalam proses pemecahan lemak.Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-58374958227253358232010-12-27T05:35:00.003-08:002010-12-27T05:35:00.577-08:00IBI (Indonesian Midwives Association)<span class="medium">Sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. <br />
<br />
IBI yang seluruh anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung program-program KOWANI bersama organisasi wanita lainnya dalam meningkatkan derajat kaum wanita Indonesia. Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga Sosial Masyarakat di Indonesia. <br />
<br />
Pada tahun 1985, untuk pertama kalinya IBI melangsungkan Kongres di luar pulau Jawa, yaitu di kota Medan (Sumatera Utara) dan dalam kongres ini juga didahului dengan pertemuan ICM Regional Meeting for Western Pacific yang dihadiri oleh anggota ICM dari Jepang, Australia, New Zealand, Phillipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1986 IBI secara organisatoris mendukung pelaksanaan pelayanan Keluarga Berencana oleh Bidan Praktek Swasta melalui BKKBN. <br />
<br />
Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan 1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772 orang. Jumlah anggota ini meningkat dengan pesat setelah dilaksanakannya kebijakan Pemerintah tentang Crash Program Pendidikan Bidan dalam kurun waktu medio Pelita IV sampai dengan medio Pelita VI </span>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-5733531696675011202010-12-27T05:27:00.000-08:002010-12-27T05:27:54.529-08:00post partum<div style="color: red; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><u><b>Tujuan mengetahui eliminasi post partum</b></u></span></div>Untuk mengetahui normal tidaknya BAK ibu post partum dan mencegah komplikasi yang terjadi<br />
Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5 kali.warna kuning terang<br />
<strong>Retensio urine dalam 24 jam pertama post partum</strong><br />
<ul><li>Pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirka</li>
<li>Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin.</li>
<li>Kondisi psikologis ibu: ibu takut untuk berkemih karena nyeri akibat adanya laserasi pada perineum</li>
</ul><strong>Inconenstia urine </strong><br />
Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi.<br />
<strong>Kapasitas dan sensasi berkemih menurun karena anestesi dan lesi </strong>Anestesi akan mengakibatkan syaraf pada kandung kemih lemah sehingga menjadi kurang sensitive<br />
<strong>Prokduksi urine > 30 ml/jam (oligo urine)</strong><br />
Kemungkinan ada kehilangan darah yang tidak kelihatan atau efek antidiuretik dari oksitosin<br />
<strong>Proteinurine</strong><br />
Akibat otolisis uterus yang berinvolusi serta pemecahan kelebihan protein dalam otot uterus menyebabkan protein urine ringan<br />
<strong>Hematuri</strong><br />
Akibat tekanan kepala janin dan pertolongan persalinan yang salah akan menyebabkan perlukaan pada uretra dan kandung kencing<br />
<strong>Diuresis post partum</strong><br />
Dalam 12 jam pertama paska melahirkan ibu akan mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di dalam jaringan selama hamil. Pengeluaran kelebihan cairaan ini terutama terjadi di malam hari.Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan<br />
<strong>Urine pekat dan kecoklatan</strong><br />
Warna urine yang coklat dan pekat terjadi karena ibu mengalami dehidrasi karena jumlah cairan dalam ginjal menurun sedang jumlah urobilin tetap<br />
<strong>Urine berwarna kemerahan sampai kehitaman</strong><br />
Konsumsi obat-obatan dan makanan tertentu seperti tablet tambah darah dapat menyebabkan perubahan warna urine<br />
<strong>Penatalaksanaan</strong><br />
<ol><li>Sebaiknya ibu segera BAK segera setelah bersalin</li>
<li>bila dalam 6 jam post partum belum berkemih sebaiknya dipasang kateter selama</li>
<li>Pada pasien poat SC bila urine jernih sebaiknya kateter dilepas 8 jam sesudah operasi bila urine belum jernih tunggu sampai jernih</li>
<li>Untuk mempercepat penyembuhan inkontinensia urine dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul.</li>
<li>Lakukan mobilisasi dini terutama pada pasien post SC</li>
<li>Lakukan pemeriksaan urine untuk mengetahui normal tidaknya kadar protein dalam urine</li>
</ol>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-72418241818018563742010-12-27T05:21:00.001-08:002010-12-27T05:21:02.790-08:00sirkulasi darah pada janinSIRKULASI DARAH JANIN<br />
<br />
<br />
Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis<br />
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.<br />
<br />
<br />
KONSEPSI ,PERTUMBUHAN EMBRIO DAN JANIN<br />
<br />
KONSEPSI adalah bersatunya ovum dan sperma ,namun demikian untuk .terjadinya suatu konsepsi dua kejadian lain harus terjadi terlebih dahulu yaitu ovulasi dan inseminasi.<br />
OVULASI adalah runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium,ovum yang dibebaskan biasanya masuk kedalam tuba uterus,undulasi tuba dan gerakan silia men ggerakan ovum sepanjang tuba.Bila ovum gagal bertemu sperma dalam waktu 48 jam maka ovum akan mati dan hancur<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
INSEMINASI adalah ekspulsi semen dari uretra pria kedalam vagina wanita.Beberapa juta sperma masuk kedalam vagina sebagai saluran reproduksi setiap kali ejakulasi semen.Dengan menggerakan ekornya dan dengan bantuan kontraksi muskuleryang mengelilinginya,sperma bergerak melalui uterus dan kedalam tuba falopi dengan kecepatan 1 kaki/jam.Sperma hidup selama beberapa hari .Bila ovulasi terjadi maka ovum akan dibuahi segera setelah meninggalkan ovarium<br />
PEMBENTUKAN ZIGOT<br />
Begitu sperma memasuki ovum ekornya dilepaskan dan kepalanya membesar untuk membentuk pronukleus laki-laki .Nukleous ovum merupakan pronukleus wanita .Kedua nukleus yang masing-masing mempunyai 23 kromosom bersatu dan membentuk sel pertama yang kemudian akan membelah menjadi jutaan ,setiap sel ini mengandung 46 kromosom,seluruh sel ini membentuk sel baru .Sel baru yang pertama disebut ZIGOT<br />
PEMBELAHAN SEL<br />
Sekitar 24 jam setelah konsepsi zigot mengalami pembelahan dengan proses menarik yang disebut mitosis<br />
Ovum membelah dan membelah lagi setiap 12 sampai 15 jam mengikuti gerakan perlahan menuju tuba fallopii,segera ovum berbentuk seperti kelereng atau morula,sekitar 6 hari kemudian ketika ovum mencapai rongga uterus terjadi perubahan terbesar di dalamnya. Sel-sel membentuk dirinya sendiri menjadi lapisan luar dan kelompok sel-sel bagian dalam yang menonjol ke dalam rongga,cairan memenuhi ruang diantara lapisan dan kelompok ini sekarang disebut blastoderm atau blastula<br />
IMPLANTASI ATAU NIDASI<br />
Sebagaimana blastula bergulir ke dalam rongga uterus,ia kehilangan membran luarnya yang disebut zona pelusida,blastula kemudian bersiap untuk menjalani implantasi atau nidasi dalam endometrium,dengan berjalannya waktu nidasi terjadi<br />
<br />
TAHAP EMBRIONIK (HARI KE 10 SAMPAI MINGGU KE 8)<br />
Dengan berakhirnya minggu kedua masa gestasi,ovum terbenam seluruhnya dan tropoblas yang mengelilinginya mulai membentuk korion atau kantung bagian luar.Korion menjalarkan ratusan sel-sel yang menonjol yang disebut vili yang menembus desidua dan mewmberikan bentuk groundwork untuk plasenta,sel-sel sitotropoblastik pada korion menghasilkan hormon korionik gonadotropin,hormon ini diekresikan dalam urine wanita dan digunakan sebagai dasar pemeriksaan kehamilan<br />
Embrio berkembang dari stalk body di dalam rongga amnion,membran amnion melapisi rongga yang secara normal mengandung cairan yang disebut cairan amnion,didalamnya embrio terapung dengan aman,korion ditutupi seluruhnya oleh lapisan luar vili,semua struktur ini terpendam dibawah desidua dan disebut vesikel korionik.Vili korionik akan menghilang,dan hanya meninggalkan vili pada tempat implantasi kemudian area ini akan menjadi plasenta<br />
Dengan berakhirnya minggu ketujuh masa gestasi semua sistem tubuh esensial telah terbentuk<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
CIRI-CIRI TUA FETUS<br />
<br />
Tua kehamilan 8 minggu,panjang fetus 2,5 cm dengan ciri-ciri hidung,kuping,jari-jari mulai dibentuk,kepala membungkuk ke dada,mata,hidung dan mulut dapat dikenal<br />
<br />
Umur kehamilan 12 minggu,panjang fetus 9 cm,daun kuping lebih jelas,kelopak-kelopak mata masih melekat,leher mulai dibentuk,alat genitalia eksterna terbentuk,kuku terbentuk,kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding,kulit merah muda,lembut<br />
Sistem pencernaan : empedu disekresi,penyatuan langit-langit selesai,usus halus terpisah dari medula spinalis dan mulai menempati tempat yang khusus<br />
Sistem muskuloskeletal : beberapa tulang mulai dibentuk,lengkung servikal dan sakral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang,lapisan otot polos mulai terdapat di rongga visera<br />
Sistem sirkulasi : pembentukan darah di sumsum tulang<br />
Sistem pernafasan : paru-paru mendapatkan bentuk yang tetap,muncul pita suara<br />
Sistem ginjal : ginjal dapat mensekresi urine,kandung kemih menggembung seperti kantung<br />
Sistem syaraf : konmfigurasi struktural otak secara garis besar selesai,medula spinalis menunjukkan pembesaran di daerah servikal dan lumbal<br />
<br />
<br />
<br />
Umur kehamilan 16 minggu,panjang fetus 16-18 cm,berat 100 gram,kepala masih dominan,wajah menyerupai manusia,mata, telinga dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya,perbandingan lengan dengan kaki sesuai,muncul rambut kepala<br />
Sistem pencernaan : mekonium di dalam usus,mulai menyekresi beberapa enzim,anus terbuka<br />
Sistem muskuloskeletal : kebanyakan tulang dapat dibedakan diseluruh tubuh,muncul rongga sendi,pergerakan otot dapat dideteksi<br />
Sistem sirkulasi : otot jantung telah berkembang dengan bai,pembentukan darah secara aktif terjadi di limpa<br />
Sistem pernafasan : serabut elastis muncul pada paru-paru,muncul bronkilus terminalis dan respiratirius<br />
Sistem ginjal : ginjal menempati tempat yang tetap,mulai mempunyai bentuk dan fungsi yang khas<br />
Sistem syaraf : lobus-lobus terbentuk,serebelum mulsi menonjol<br />
Sistem genital : testis dalam posisi turun ke dalam skrotum,vagina terbuka<br />
<br />
<br />
Umur kehamilan 20 minggu,panjang fetus 25 cm, berat 300 gram,kulit lebih tebal,rambut halus atau lanugo mulai terbentuk,tungkai sangat bertambah panjang,mulai terlihat kelenjar sebasea<br />
Sistem pencernaan : kolon asenden dapat dikenal<br />
Sistem moskuloskeletal : sternum mengalami osifikasi,gerakan janin cukup kuat untuk dapat dirasakan oleh ibu<br />
Sistem pernafasan : lubang hidung terbuka,gerakan primitif mirip pernafasan dimulai<br />
Sistem syaraf : secara kasar otak terbentuk<br />
<br />
<br />
Umur kehamilan 24 minggu,panjang fetus 30-32cm,berat 600 gram,tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan sesuai,kulit menjadi merah dan berkeriput,terdapat vernix kaseosa,pembentukan kelenjar keringat.<br />
Sistem sirkulasi : pembentukandarah meningkat dalam sumsum tulang<br />
Sistem pernafasan : terdapat duktus dan sakus alveolaris<br />
Sistem syaraf : kortex serebri dilapisi secara khas,proliferasi neuron pada kortex serebri berakhir<br />
Sistem genital : testis pada cincin inguinalis dalam proses turun ke dalam skrotum<br />
<br />
Pada masa trimester kedua disebut masa fetal <br />
<br />
Umur kehamilan 28 minggu,panjang 27 cm,berat 1100 gram,badan langsing,keriput berkurang dan berwarna merah,terbentuk kuku<br />
Sistem syaraf : tampak fisura serebralis,pembentukan lipatan otak dengan cepat,dapat menangis lemah atau belum sama sekali,refleks menghisap lemah<br />
Organ-organ sensoris : kelopak mata terbuka,lapisan retina selesai dibentuk,dapat menerima cahaya,pupil dapat bereaksi terhadap cahaya<br />
<br />
Umur kehamilan 30-31 minggu,panjang 31 cm,berat 2100 gram,lemak subkutan mulai terkumpul,tampak lebih bulat,kulit merah muda dan licin,mengambil posisi persalinan<br />
Sistem genital : testis turun ke dalam skrotum<br />
Organ-organ sensoris : terdapat rasa kecap,sadar akan suara di luar tubuh ibu<br />
<br />
Umur kehamilan 36 minggu,panjang 35 cm,berat 2200-2900 gram,kulit merah muda,tubuh bulat,lanugo menghilang diseluruh tubuh<br />
Sistem muskuloskeletal : gerakan pasti dan dapat bertahan,tonus cukup kuat,dapat membalik dan mengangkat kepala<br />
Sistem syaraf : ujung medula spinalis L-3,siklus tidur bangun tetap<br />
<br />
Umur kehamilan 40 minggu,panjang 40 cm,berat 3200 gram,kulit halus dan berwarna merah muda,vernix kaseosa sedikit,rambut sedang atau banyak,lanugo hanya pada bahudan tubuh bagian atas saja,tampak tulang rawan hidung dan kuping<br />
Sistem muskuloskeletal : gerakan aktif dan bertahan,tonus baik,dapat mengangkat kepala<br />
Sistem syaraf : siklus tidur bangun teratur diselingi periode bangun,menangis jika lapar dan merasa tidak nyaman,refleks menghisap kuat<br />
Sistem genital : testis di dalam skrotum,labia mayora berkembang baik<br />
<br />
Pada masa trimester ketiga disebut masa perinatal<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
SISTEM SIRKULASI JANIN<br />
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang berfungsi dalam perkembangan manusia.Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.Pada akhir minggu ketiga tabung jantung mulai berdenyut dan sistem kardiovaskuler primitif berhubungan dengan embrio,korion dan yolk sac,selam minggu keempat dan kelimajantung berkembang menjadi empat serambi,pada tahap akhir masa embrio perkembangan jantung lengkap<br />
Paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara pernafasan,sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi paru-paru.<br />
Darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus venosus arantii menuju ke vena kava inferior.Di vena kava inferior darah bercampur dengan darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri.<br />
Di atrium kiri darah bercampur dengan sejumlah kecil darah yang tidak mengandung oksigen dari paru janin melalui vena pulmoner,darah mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dipompa masuk ke dalam aorta.Di aorta,arteri yang menyuplai jantung,kepala,leher dan lengan menerima sebagian besar darah yang kaya oksigen.Pola yang mengalirkan oksigen dan nutrien berkadar tertinggi ke kepala,leher dan lengan ini membantu perkembangan sefalokaudal embrio-janin<br />
Darh terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan menuju vena kava superior.Darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.Sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan dengan darah yang mengandung oksigen.Darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusatRuang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-547436955897818652010-12-27T02:09:00.001-08:002010-12-27T02:09:25.037-08:00sirkulasi darah manusia<table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%">Sistem Sirkulasi Darah dalam Tubuh Manusia </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.infodokterku.com/index.php?view=article&catid=36%3Ayang-perlu-anda-ketahui&id=50%3Asistem-sirkulasi-dalam-tubuh-manusia&format=pdf&option=com_content&Itemid=28" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" rel="nofollow" title="PDF"><img alt="PDF" src="http://www.infodokterku.com/images/M_images/pdf_button.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.infodokterku.com/index.php?view=article&catid=36%3Ayang-perlu-anda-ketahui&id=50%3Asistem-sirkulasi-dalam-tubuh-manusia&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=28" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://www.infodokterku.com/images/M_images/printButton.png" /></a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL3d3dy5pbmZvZG9rdGVya3UuY29tL2luZGV4LnBocD9vcHRpb249Y29tX2NvbnRlbnQmdmlldz1hcnRpY2xlJmlkPTUwOnNpc3RlbS1zaXJrdWxhc2ktZGFsYW0tdHVidWgtbWFudXNpYSZjYXRpZD0zNjp5YW5nLXBlcmx1LWFuZGEta2V0YWh1aSZJdGVtaWQ9Mjg=" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=350,menubar=yes,resizable=yes'); return false;" title="Write e-mail"><img alt="Write e-mail" src="http://www.infodokterku.com/images/M_images/emailButton.png" /></a> </td> </tr>
</tbody></table><table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr> <td valign="top"><br />
</td> </tr>
<tr> <td class="createdate" valign="top"><br />
</td> </tr>
<tr> <td valign="top"> <div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Pendahuluan</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi. </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Pembagian sistem sirkulasi</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1. Sistem sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2. Sistem sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.</span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
<img src="http://www.infodokterku.com/images/stories/sistem%20sirkulasi%20darah%20pada%20manusia.jpg" /><br />
<br />
Bagan Sistem Sirkulasi Darah Manusia<br />
Sumber: www.bcb.uwc.ac.za<br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Aliran Darah Dalam Sistem Sirkulasi di Tubuh Manusia</strong><br />
Pada orang dewasa, jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi sistemik dan paru-paru tanpa henti. Untuk menjelaskan alur aliran darah, kita dapat memulai dari sistem sirkulasi sistemik kemudian sistem sirkulasi pulmoner.<br />
<br />
<strong>a. Sistem sirkulasi sistemik</strong><br />
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru) dipompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrikel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu keseluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.<br />
<br />
Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang disebut dengan <em>vasomotion </em>sehingga darah didalamnya mengalir secara terputur-putus (<em>intermittent</em>)<em>. Vasomotion</em> terjadi secara periodik dengan interval 15 detik- 3 menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di dalam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 0,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi, pinositosis dan transpor vesikuler, serta filtrasi dan reabsorpsi. Ujung kapilaria yang membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule, terdapat hubungan antara arteriole dengan venule melalui '<em>capillary bed</em>' yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung (<em>bypass</em>) dari arteriole ke venule melalui '<em>Arteria-Vena Anastomose </em>(<em>A-V Anastomosis).</em>' (lihat gambar 2 di bawah). Darah dari arteriole mengalir kedalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) kembali ke jantung kanan (serambi/atrium kanan). Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui Katup Trikuspid (katup berdaun 3).<br />
<br />
<strong>b. Sistem sirkulasi paru (pulmoner)</strong><br />
Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung Oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) mengalir meninggalkan jantung kanan (Ventrikel/bilik kanan) melalui Arteri Pulmonalis menuju paru-paru (paru kanan dan kiri). Kecepatan aliran darah di dalam Arteri Pulmonalis sebesar 18 cm/detik, kecepatan ini lebih lambat daripada aliran darah di dalam Aorta. Di dalam paru kiri dan kanan, darah mengalir ke kapilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi. Di kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih (darah yang mengandung banyak Oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena Pulmonalis (Vena Pulmonalis kanan dan kiri) memasuki jantung kiri (atrium/serambi kiri). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat, setelah mencapai Vena Pulmonalis, kecepatan aliran darah bertambah kembali. Seperti halnya Aorta, Arteri Pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).<br />
<br />
Selanjutnya darah mengalir dari dari atrium kiri melalui katup Mitral (katup berdaun 2) memasuki Ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui Aorta, maka dimulailah sistem sirkulasi sistemik (umum), dan seterusnya secara berkesinambungan.<br />
<br />
<img src="http://www.infodokterku.com/images/stories/penampang%20jantung%20manusia.jpg" /> <img src="http://www.infodokterku.com/images/stories/kapilaria.gif" /><br />
Gambar 1. Penampang jantung manusia. Gambar 2. Hubungan arteriole dengan venule.<br />
<br />
Jadi secara ringkas aliran darah dalam sistem sirkulasi darah manusia sebagai berikut:<br />
</span></span></div><ul><li style="text-align: justify;">Sistem Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriole --> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule --> vena --> Vena Cava (Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) --> Jantung (atrium/serambi kanan).</li>
<li style="text-align: justify;">Sistem Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis --> Paru --> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung (atrium/serambi kiri).</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><strong>Sifat pembuluh darah</strong></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pembuluh darah dapat kita ibaratkan sebagai selang yang bersifat elastis, yaitu diameternya dapat membesar atau mengecil. Sifat elastis ini sangat bermanfaat untuk mempertahankan tekanan darah yang stabil. Pada keadaan normal, apabila tekanan di dalam pembuluh darah meningkat, maka diamater pembuluh darah akan melebar sebagai bentuk adaptasi untuk menurunkan tekanan yang berlebih agar menjadi normal. Sebaliknya diameter pembuluh darah akan mengecil bila tekanan darah turun. Bila pembuluh darah mengalami kekakuan maka ia menjadi kurang fleksibel sehingga tidak dapat melakukan antisipasi terhadap kenaikan/penurunan tekanan darah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Elastisitas pembuluh darah tidak tetap, pembuluh darah akan menjadi kaku seiring bertambahnya usia (misal oleh karena terjadi pengapuran pada dindingnya) oleh karena itu tekanan darah pada orang lanjut usia cenderung sedikit lebih tinggi dari pada orang muda,. Penyebab lain dari kekakuan pembuluh darah adalah karena adanya tumpukan kolesterol pada dinding sebelah dalam pembuluh darah, kolesterol juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah yang kaku akan menyebabkan hipertensi (penyakit darah tinggi), walau sebenarnya tidak semua penyakit darah tinggi disebabkan karena kekakuan pembuluh darah. Apabila pembuluh darah menjadi kaku dan disertai penyempitan pada sebagian besar pembuluh darah dalam tubuh seseorang, maka tekanan darahnya dapat menjadi sangat tinggi (hipertensi berat).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Untuk menjaga agar elastisitas pembuluh darah tetap baik sehingga kita tidak mudah terkena penyakit tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik adalah dengan melakukan olahraga (<em>exercise</em>) secara teratur. Dengan melakukan olahraga secara teratur, akan melatih jantung dan pembuluh darah tetap terjaga kelenturannya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Sifat darah</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Darah merupakan cairan yang terdiri dari plasma (cairan bening) dan sel-sel darah (yang terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku darah). Adanya sel-sel darah menyebabkan adanya semacam pergeseran intern (<em>internal friction</em>) diantara lapisan yang berdampingan sehingga menyebabkan adanya sifat viskositas darah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Viskositas darah normal = 3-4 kali viskositas air.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Viskositas plasma darah = 1,5-2 kali viskositas air.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara lain:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">a) Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">b) Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">c) Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">d) Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">e) Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai <em>Fahreus-Lindquist effect</em>. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Aliran darah</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga <em>critical clossing pressure</em><em>yield pressure</em>. Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah</span></span><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> yang dipompa keluar jantung</span></span><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> kira-kira 5,5 liter darah per menit. </span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br />
</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Penggolongan pembuluh darah</strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Berdasarkan ukuran dan fungsinya, pembuluh darah dapat digolongkan sebagai berikut: </span></span></div><ul style="text-align: justify;"><li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Windkessel vessels (compression chamber)</em>: pembuluh darah yang sangat besar, misal: aorta dan arteri besar lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan energi potensial yang dirubah menjadi energi kenetik.</span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Resistance vessels: </em>diameter agak kecil, memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh sistem syaraf otonom.</span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Exchange vessels</em>: pembuluh darah kapiler (kapilaria). Pembuluh terkecil, dindingnya terdiri dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di dalamnya antara darah dengan cairan tubuh lainnya (cairan interstitiil).</span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Capacity vessels</em>: pembuluh-pembuluh darah balik (vena dan venuli), dapat menampung darah dalam jumlah banyak.</span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Shunt vessels</em>: aliran darah yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt ini, tidak turut dalam pertukaran cairan dan zat-zat., diatur oleh sistem syaraf otonom dan hanya terdapat di beberapa tempat, misal: kulit. Gunanya agar darah lebih mudah mengeluarkan panas keluar tubuh/permukaan.</span></span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tekanan darah</span></span></strong></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Jantung memompa darah secara terputus-putus (<em>intermittent</em>) kedalam pembuluh darah terbesar (aorta), selanjutnya kedalam arteri, dst sehingga tekanan darah di dalamnya berganti-ganti naik turun. Aorta dan arteri merupakan pembuluh darah yang elastis sehingga tekanan yang mendadak naik dapat turun secara berangsur-angsur dan disebarkan keseluruh tubuh. Oleh karena itu aorta dan arteri besar dinamakan </span></span><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><em>Windkessel vessels (compression chamber). </em></span></span><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3366ff;"><span style="color: black;">Jenis tekanan darah dapat dibedakan sbb:</span></span></span></span></div><ul style="text-align: justify;"><li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3366ff;"><span style="color: black;">Tekanan sistole: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, merupakan tekanan yang dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung. Pada orang dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg</span></span></span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3366ff;"><span style="color: black;">Tekanan diastole: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan di dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat. </span></span></span></span><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3366ff;"><span style="color: black;">Pada orang dewasa tekanan diastole berkisar 80 mm Hg</span></span></span></span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: #3366ff;"><span style="color: black;">Tekanan nadi: selisih antara tekanan sistole dan diastole.</span></span></span></span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><strong>Pengukuran tekanan darah</strong></div><div style="text-align: justify;">Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara:</div><ul style="text-align: justify;"><li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Pengukuran secara langsung (<em>direct</em>): dengan memasukkan sebuah kanula kedalam arteri dan menghubungkannya dengan manometer Air Raksa.</span></li>
<li style="text-align: left;"><span style="font-family: arial,helvetica,sans-serif;">Pengukuran secara tidak langsung (<em>indirect</em>): mengukur tekanan darah secara auskultasi memakai stetoskop, manset tekanan, pompa karet, dan manometer air raksa. </span></li>
</ul><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52:cara-mengukur-tekanan-darah-anda-sendiri&catid=36:yang-perlu-anda-ketahui&Itemid=50" title="Cara mengukur tekanan darah anda sendiri"><br />
</a></div><div style="text-align: justify;"><strong><br />
</strong></div><div style="text-align: justify;"><strong>Referensi</strong></div><div style="text-align: justify;">1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Sistem Sirkulasi, Diktat Kuliah, 1981.<br />
<span style="color: black;"><span style="color: black;">2. <a href="http://www.completerider.com/futireartices/Laminitis%20-%20Page%202.htm">http://www.completerider.com/futireartices/Laminitis%20-%20Page%202.htm</a>, diakses 26 Nopember 2010.<br />
3. <a href="http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/hhw/hhw_anatomy.html">http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/hhw/hhw_anatomy.html</a>, </span><span style="color: black;">d</span><span style="color: black;">i</span>akses 26 Nopember 2010 </span></div></td> </tr>
<tr> <td class="modifydate"> Last Updated on Sunday, 28 November 2010 00:34 </td> </tr>
</tbody></table><span class="article_separator"> </span> <script type="text/javascript">
var jcomments=new JComments(50, 'com_content','http://infodokterku.com/index.php?option=com_jcomments&tmpl=component');
jcomments.setList('comments-list');
</script> <div class="rbox_tr"><div class="rbox_tl"><div class="rbox_t"> </div></div></div>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-28055790463795707202010-12-27T02:03:00.007-08:002010-12-27T02:03:15.450-08:00anatomi pencernaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_ZCZzs95O9Qw/S8x5lY6Z23I/AAAAAAAAAB0/OV_1PIc40Bk/s1600/anatomi+pencernaan.bmp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/_ZCZzs95O9Qw/S8x5lY6Z23I/AAAAAAAAAB0/OV_1PIc40Bk/s320/anatomi+pencernaan.bmp" /></a></div><br />
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: small;">PENGERTIAN</span><br />
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: small;"><br />
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima, makanan dari luar yg kemudian mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh.</span></div><div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: small;"><br />
SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN</span></div><div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: small;"><br />
Mulut<br />
Faring<br />
Osofagus<br />
Ventrikulus / Gaster<br />
Intestinum minor (usus halus)<br />
Intestinum mayor (usus besar)<br />
Rektum<br />
Anus<br />
<br />
<a href="" name="more"></a><br />
<br />
ANATOMI SISTEM PENCERNAAN <br />
MULUT<br />
Merupakan permulaan dari sal.pencernaan yg tdd :<br />
Bagian luar / vestibula<br />
Bagian dalam / rongga mulut<br />
- sisi-sisinya : tulang maxilaris & semua gigi<br />
- Atas : Palatum<br />
- Dasar : Lingua<br />
- Belakang : Mandibularis yg bersambung dg <br />
pharinx<br />
<br />
1. BIBIR<br />
Bibir terdiri dari lipatan-lipatan muskuler yang mengelilingi mulut<br />
<br />
Dalam bibir tedapat : M.ORBICULARIS ORIS,<br />
pembuluh darah dan N.Labialis superior & N.Labialis inferior<br />
<br />
Struktur ini keluar ditutupi oleh kulit dan kedalam oleh membran mukosa<br />
<br />
<br />
<br />
2.PIPI<br />
Mempunyai struktur yg sama dengan bibir<br />
Otot utama dr pipi adalah M.BUCCINATOR<br />
Fungsi : Menekan pipi kpd gigi – gigi geraham & mendorong makanan ke permukaan gigi <br />
supaya makanan tetap berada diantara gigi geraham pada saat dikunyah.<br />
Bagian dalam pipi dilapisis oleh mukosa yang mengandung papila - papila<br />
<br />
3. GIGI<br />
Geligi ada 2 macam :<br />
1. Gigi sulung<br />
- Tumbuh pd anak usia 6 – 8 bln dan lengkap<br />
pd usia 20 – 24 bln<br />
- Jumlahnya 20 buah : 8 incicivus, 4 caninus,<br />
8 premolar<br />
2. Gigi tetap / permanen<br />
- Tumbuh pd usia 6 – 18 tahun<br />
- Jumlahnya 32 buah : 8 incicivus, 4 caninus,<br />
8 premolar, 12 molar<br />
<br />
Bagian dari gigi<br />
1. Corona dentis ( mahkota gigi )<br />
2. Cervix dentis ( leher gigi )<br />
3. Radix dentis ( akar gigi )<br />
- Gigi terbuat dari bahan yg sgt keras“DENTIN”<br />
- Bagian atas dilapisi EMAIL yg lebih keras dentin<br />
- Bagian bawah ditutupi oleh CEMENTUM<br />
- Bagian tengah dentis terdapt PULPARIS yg terdiri <br />
dari jaringan ikat, pembuluh darah dan syaraf<br />
<br />
Fungsi gigi :<br />
Incicivus : memotong makanan<br />
Caninus : Memutuskan makanan yang keras<br />
Molar : mengunyah makanan<br />
<br />
<br />
4. PALATUM<br />
Palatum ada 2 :<br />
Palatum durum ( keras )<br />
Palatum molle ( lunak) yg terdiri dari jaringan fibrosus dan selaput lendir. Ditengah palatum molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut UVULA<br />
5. LIDAH<br />
Lidah terletak didasar mulut, mrpk organ yg berotot yg dpt bergerak<br />
Fungsi utama : Mendorong makanan ke pharynx sewaktu menelan & mengucapkan kata – kata sewaktu berbicara<br />
Fungsi lain : Mengaduk mekanan, alat pengecap dan merasakan makanan<br />
Lidah dibagi mjd 3 bagian :<br />
- Radix lingua ( pangkal lidah )<br />
- Dorsum lingua ( punggung lidah )<br />
- Apeks lingua ( ujung lidah)<br />
<br />
Pada pangkal lidah tdp “EPIGLOTIS”<br />
Punggung lidah bersifat kasar krn adanya “PAPILLAE LINGUAE”<br />
1. Papilla Circumvallata<br />
2. Papilla Foliata<br />
3. Papilla Fungiformis<br />
4. Papilla Filiformis<br />
Ada 4 macam rasa kecapan pada lidah : Manis, asin, asam dan pahit<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
KELENJAR SALIVA<br />
Ada 3 : K. Parotis, K. Submandibularis,K. Sublinguslis<br />
1. Kelenjar parotis :<br />
- Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya<br />
- Terletak didepan bawah telinga kanan & kiri<br />
- Ductus Perotideus menembus M.Buccinator & <br />
dan bermuara dipipi sebelah dalam, berhadapan <br />
molar kedua atas <br />
2. Kelenjar Submandibularis<br />
Terletak dibawah kedua sisi tulang rahang<br />
Duktus submandibularis melintas disebelah dalam nervus lengualis & bermuara di lubang yang terdapat pd satu papil kecil disamping frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering terlihat liur yg keluar.<br />
3. Kelenjar Sublingualis<br />
- Kelenjar yg terkecil diantara kelenjar yg lain<br />
- Letaknya dibawah lidah, tepatnay dikanan & kiri frenulum linguae<br />
Fungsi kelenjar Saliva<br />
Mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu dalam proses pencernaan<br />
<br />
FARING<br />
Mrpk organ yg menghubungkan rongga mulut dg esofagus<br />
Terletak dibelakang rongga hidung dan rongga mulut, didepan ruas tulang belakang<br />
Faring dibagi mjd 3 bagian :<br />
1. Nasofaring bermuara tuba eustachi<br />
2. Orofaring, terletak dibelakang mulut<br />
3. Laringofaring menghubungkan antara orofaring dengan laring<br />
OSOFAGUS<br />
Mrpk saluran yg menghubungkan antara faring dengan lambung, panjangnya sekitar + 25 cm<br />
Terletak dibelakang trakhea dan didepan tulang punggung. Osofagus menembus diagfragma masuk kedalam abdomen dan menyambung dengan lambung<br />
Lapisan dari osofagus : lapisan Selaput lendir, Lapisan sub mukosa, Lapisan otot melingkar dan lapisan otot memnjang longitudinal</span></div>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-85871436506907445052010-12-27T01:56:00.000-08:002010-12-27T01:56:45.050-08:00Reproduksi Wanita<div style="text-align: left;">ALAT-ALAT REPRODUKSI WANITA</div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: center;"><a href="http://mandacutie.files.wordpress.com/2008/03/female_repro_sexuality.gif" title="female_repro_sexuality.gif"><img alt="female_repro_sexuality.gif" src="http://mandacutie.files.wordpress.com/2008/03/female_repro_sexuality.gif?w=468" /></a></div>alat reproduksi wanita di bagi menjadi dua:<br />
<ul><li> alat / organ eksternal </li>
<li>internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.</li>
</ul>Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi<br />
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.<br />
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus – hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.<br />
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.<br />
<br />
<div style="color: red; text-align: center;">GENITALIA EKSTERNA</div><ul><li>Vulva</li>
</ul>Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.<br />
Mons pubis / mons veneris<br />
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.<br />
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.<br />
<ul><li> Labia mayora</li>
</ul>Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.<br />
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.<br />
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.<br />
Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).<br />
<ul><li>Labia minora</li>
</ul>Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.<br />
<ul><li>Clitoris</li>
</ul>Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.<br />
Homolog embriologik dengan penis pada pria.<br />
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.<br />
<ul><li>Vestibulum</li>
</ul>Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.<br />
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.<br />
<ul><li>Introitus / orificium vagina</li>
</ul>Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.<br />
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.<br />
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.<br />
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.<br />
<ul><li>Vagina</li>
</ul>Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.<br />
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).<br />
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.<br />
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.<br />
<ul><li>Perineum</li>
</ul>Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).<br />
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.<br />
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.<br />
<div style="color: red; text-align: center;">GENITALIA INTERNA</div><ul><li>Uterus</li>
</ul>Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).<br />
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.<br />
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.<br />
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.<br />
<ul><li>Serviks uteri</li>
</ul>Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.<br />
<ul><li>Corpus uteri</li>
</ul>Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.<br />
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).<br />
Ligamenta penyangga uterus<br />
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.<br />
<ul><li>Vaskularisasi uterus</li>
</ul>Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.<br />
<ul><li>Salping / Tuba Falopii</li>
</ul>Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.<br />
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.<br />
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).<br />
Pars isthmica (proksimal/isthmus)<br />
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.<br />
Pars ampularis (medial/ampula)<br />
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.<br />
Pars infundibulum (distal)<br />
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.<br />
Mesosalping<br />
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).<br />
<ul><li>Ovarium</li>
</ul>Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.<br />
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.<br />
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.<br />
CATATAN :<br />
Letak / hubungan anatomik antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2 sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb), vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.<br />
<br />
<div style="color: red; text-align: center;"><b>ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL</b></div><ul><li>Payudara</li>
</ul>Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.<br />
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.<br />
Kulit<br />
Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.<br />
Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI</div><ul><li>Badan pineal</li>
</ul>Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf.<br />
Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.<br />
Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.<br />
<ul><li>Hipotalamus</li>
</ul>Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.<br />
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis).<br />
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).<br />
<ul><li>Pituitari / hipofisis</li>
</ul>Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.<br />
Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).<br />
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)<br />
<ul><li>Ovarium</li>
</ul>Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).<br />
Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.<br />
<ul><li>Endometrium</li>
</ul>Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.<br />
Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.<br />
Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.<br />
Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.<br />
(gambar)<br />
Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.<br />
A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands.<br />
B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.<br />
C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.<br />
D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.<br />
<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;">HORMON-HORMON REPRODUKSI</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><ul><li>GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)</li>
</ul>Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).<br />
<ul><li>FSH (Follicle Stimulating Hormone)</li>
</ul>Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).<br />
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.<br />
<ul><li>LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)</li>
</ul>Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.<br />
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.<br />
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).<br />
<ul><li>Estrogen</li>
</ul>Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.<br />
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.<br />
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.<br />
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.<br />
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.<br />
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.<br />
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.<br />
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.<br />
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.<br />
<ul><li>Progesteron</li>
</ul>Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.<br />
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.<br />
<ul><li> HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)</li>
</ul>Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).<br />
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.<br />
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb). <br />
<ul><li>LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin</li>
</ul>Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.<br />
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).<br />
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.<br />
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-22216310779412097152010-12-26T05:14:00.001-08:002010-12-27T01:44:01.286-08:00Kesehatan Reproduksi WanitaseRuang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-34035049164493664282010-12-26T03:12:00.001-08:002010-12-27T01:44:01.295-08:00Kehamilan Beresiko<div style="text-align: center;"><span style="background-color: #f1c232;"></span><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: large;"><u style="color: red;">Kehamilan Beresiko</u></span></div>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-38918454216139170452010-12-26T03:08:00.000-08:002010-12-26T03:08:54.134-08:00Anatomi Tulang Panggul<div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">Anatomi Tulang Panggul </span></span></div><br />
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis. Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang – tulang ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium.Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum (tl panggul)dan os koksigis(tl.tungging).<br />
<img alt="kerangka-dada" class="alignleft size-full wp-image-674" height="310" src="http://ayurai.files.wordpress.com/2009/06/kerangka-dada.jpg?w=420&h=310" title="kerangka-dada" width="420" /><br />
<br />
Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar,misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm.Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang.<br />
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis.<br />
Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis juga kita temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus.<br />
<br />
<strong> MALE PELVIS </strong><br />
<img alt="male pelvis" class="aligncenter size-full wp-image-678" height="262" src="http://ayurai.files.wordpress.com/2009/06/male-pelvis.jpg?w=468&h=262" title="male pelvis" width="468" /><br />
<strong>Perbedaan antara pelvis pria dan wanita</strong><br />
<ol style="background-color: orange; color: black;"><ol><li><strong>wanita </strong> <strong> pria</strong><br />
Ruangnya luas , dangkal Ruangnya sempit, dalam<br />
Inlet pelvis oval, outlet bulat Inlet lebih kecil dan outlet<br />
Tulang lebih ringan dan tipis Tulang lebih berat dan tebal<br />
Sudut pubis lebih besar Sudut pubis lebih akut<br />
Koksigis lebih fleksibel Koksigis kurang fleksibel<br />
Tuberum iskium lebih pendek Tuberum iskium lebihpanjang</li>
</ol></ol><img alt="female pelvis" class="alignright size-full wp-image-677" height="353" src="http://ayurai.files.wordpress.com/2009/06/female-pelvis.jpg?w=468&h=353" title="female pelvis" width="468" /><br />
<ol><li>DAFTAR PUSTAKA1. Baziad, Ali, Djamaloeddin, Erdjan Akbar, Handaya dkk. Anatomi Panggul dan Isinya dan Haid dan Siklusnya. Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifuddin dan Trijatmo Rachimhadhi.Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2007; 6 – 13 dan 113.</li>
<li> Putz,Reinhard dan Reinhard Pabst.Ekstremitas Bawah , Pelvis.Liliana Sugiarto.Sobotta: Atlas Anatomi Manusia edisi 22, jilid 2. Jakarta:EGC.2006;264.</li>
</ol>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-82115088187499396192010-12-26T02:57:00.000-08:002010-12-26T02:57:49.247-08:00Anatomi Kesehatan reproduksi<div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-family: arial; font-size: large;"><b>Anatomi Kesehatan Reproduksi </b></span></div><br />
<br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><b>kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh serta proses reproduksi</b>. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan baik sebelum menikah maupun sesudah menikah.</span> <span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><br />
<h2><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><span style="font-family: arial;">Anatomi Alat Reproduksi Wanita</span></span></h2><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><a href="http://www.konseling.net/images/vagina_wanita.gif"><img align="right" alt="Anatomi Alat Reproduksi Wanita" border="0" height="231" hspace="10" src="http://www.konseling.net/images/vagina_wanita.gif" width="300" /></a>Alat reproduksi adalah bagian-bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki. Di artikel ini kita akan lebih khusus membahas <b>alat reproduksi wanita</b>.<br />
<br />
<b>Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian</b>, yaitu <b>bagian dalam dan luar</b>. <b>Bagian dalam memiliki fungsi </b>sebagai berikut:</span><br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><br />
<ul><span style="font-family: arial; font-size: x-small;">
<li><b>Bibir kemaluan (labia mayora)</b>, yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab. </li>
<li><b>Bibir dalam kemaluan (labia minora)</b>, yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf. </li>
<li><b>Vagina</b>, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam. </li>
</span></ul><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: arial; font-size: x-small;">Sementara itu alat reproduksi wanita <b>bagian luar memiliki fungsi</b> sebagai berikut:</span><br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><br />
<ul><span style="font-family: arial; font-size: x-small;">
<li><b>Vagina bagian luar</b>, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina). </li>
<li><b>Leher rahim (cervix)</b>, yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim. </li>
<li><b>Rahim (uterus)</b>, tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi). </li>
<li><b>Saluran telur (tuba falopii)</b>, yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur. </li>
<li><b>Dua buah indung telur ( ovarium)</b>, berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi. </li>
</span></ul><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><span style="font-size: large;"> Tanda-tanda kematangan alat reproduksi wanita: </span>.</span><br />
<br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;">Kematangan alat reproduksi wanita ditandai oleh terjadinya haid pertama, yaitu disebut <b>menarche.</b> Biasanya di sebut remaja wanita akil baligh, yang dimulai sekitar umur 8-12 tahun. Bila seorang wanita sudah mengalami menarche, itu artinya tubuhnya sudah menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi sperma yang dihasilkan oleh tubuh laki-laki, dan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan.</span><br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span> <span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><br />
<h2><span style="font-family: arial; font-size: x-small;">Letak G-Spot Wanita</span></h2><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><b><a href="http://www.konseling.net/artikel_seks/area_gspot_wanita.htm"></a></b> <img align="left" alt="Mencari letak posisi G-Spot wanita" border="0" height="269" hspace="10" src="http://www.konseling.net/images/letak_gspot.jpg" vspace="10" width="300" /><b>G-Spot (Grafenberg Spot)</b>dewasa ini sering dibahas di berbagai media. Katanya, titik G-Spot ini adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa. </span><br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: arial; font-size: x-small;"><a href="http://www.konseling.net/artikel_seks/misteri_g_spot.htm">Titik G-Spot</a> dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita multiple orgasme. G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan <a href="http://www.konseling.net/artikel_seks/12_posisi_seks.htm">posisi doggy style atau spooning</a>. <br />
<br />
</span><br />
<span style="font-family: arial; font-size: x-small;"> </span>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-61483445701481073272010-12-26T02:47:00.000-08:002010-12-26T02:47:23.446-08:00konsep kebidanan<div class="postentry"> Konsep Kebidanan <br />
<br />
<br />
<div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan telah diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana sasaran dan ruang lingkup seorang bidan. Berikut ini akan coba saya uraikan Ruang lingkup dan Sasaran dalam praktik kebidanan.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; color: red; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><strong>RUANG LINGKUP DAN SASARAN </strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; color: red; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><br />
</div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Membicarakan ruang lingkup dan sasaran praktik kebidanan tidaklah lepas dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sasaran dalam praktik kebidanan sesuai dengan KEPMENKES Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002, tersirat pada pasal 15 adalah IBU DAN ANAK.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Ibu yang dimaksudkan disini adalah wanita masa pra nikah (remaja), wanita pra hamil, wanita pada masa kehamilan, persalinan, nifas, menyususi dan masa antara (masa interval).</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Anak yang dimaksudkan disini adalah bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Dalam pasal 14, praktiknya seorang bidan berwenang memberikan pelayanan dalam bentuk :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">- Pelayanan Kebidanan</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Pelayanan Keluarga Berencana</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Pelayanan Kesehatan Masyarakat</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Pelayanan Kebidanan</strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sesuai dengan pasal 16 dan 17, Pelayanan kebidanan yang dapat diberikan pada ibu dan juga anak, meliputi :</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Pelayanan kebidanan pada ibu :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Penyuluhan dan konseling</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Pemeriksaan fisik</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan abnormal (mencakup abortus imminens, hiperemesisi gravidarum tingkat I, preeklampsi ringan dan anemia ringan. Untuk pepanganan penyuli kehamilan ini bidan berwenang memberikan suntikan dan infus yang sesuai.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Pertolongan persalinan normal dan juga termasuk persalinan letak sungsang, partus macet kepala di dasar panggul dengan tindakan vasum ekstraksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir tingkat II dengan penjahitan, distosia karena inersia uteri primer dengan tindakan amniotomi jika pembukaan lebih dari 4cm dan diyakini persalinan dapat berlangsung secara normal, persalinan dari kehamilan post term dan pre term. Bidan juga dapat melakukan pertolongan pada persalianan gamelli dan berwenang untuk melakukan versi ekstraksi pada anak kedua atau seterusnya</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"> Pelayanan ibu nifas normal dan abnormal mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, predarahan tidak teratur dan penundaan haid</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Pelayanan kebidanan pada anak :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">- Pemeriksaan bayi baru lahir</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Perawatan tali pusat</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Perawatan bayi termasuk penangan hipotermi</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Resusitasi bayi baru lahir</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Pemantauan tumbuh kembang</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Pemberian imunisasi</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">- Pemberian penyuluhan</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><strong> </strong></span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Dalam memberikan pelayan kebidanan, seorang bidan berwenang memberikan obat-obatan terbatas (pada bagian selanjutnya akan diuraikan). Selain itu dalam keadaan tidak terdapat dokter bidan dapat memberika pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi ibu dan anak sesuai dengan kemampuanya, hal ini sesuai dengan yang terdapat pada pasal 17.</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Pelayanan Keluarga Berencana</strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sesuai pasal 19, Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana, berwenang untuk :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Memberikan obat dan alat oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Melakukan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Melakukan pencabutan alat kontasepsi dalam rahim</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"> Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>Pelayanan Kesehatan Masyarakat</strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sesuai pasal 20, bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk :</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Memantau tumbuh kembang anak</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Melaksanakan pelyanan kebidanan komunitas</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyulah tentang infeksi menular seksual, penyalah gunaan narkoba serta penyakit lainnya</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;"><strong>LAHAN PRAKTIK KEBIDANAN</strong></span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Seorang bidan dapat memberikan pelayanan kebidanan ditempat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit. Selain itu bidan dapat berpraktik secara mandiri yang biasa disebut dengan Bidan Praktik Swasta (BPS).</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Bidan Praktik Swasta menurut IBI adalah Bidan yang diberi ijin untuk menjalankan praktik perorangan setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Persyaratan bidan praktik swasta</span></div><ol style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Yang melaksanakan praktik adalah bidan sesuai dengan pengertian bidan yaitu seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesikan studi tersebut</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Telah melaksanakan registrasi yaitu proses pendaftaran, pendokumentasian, dan pengakuan terhadap bidan setelah dinyatan memenuhi kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.</span></li>
</ol><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Persyaratan registrasi :</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Fotokopi ijazah dan transkrip nilai</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Surat keterangan sehat dari dokter</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Persyaratan lain sesuai dengan kebijakan IBI daerah</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">- Rekomendasi dari organisasi IBI</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Kelengkapan ini dikirimkan ke dinas kesehatan provinsi institusi pendidikan berasa selambat-lambatnya 1 bulan setelah lulus</span></div><ol style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Memiliki Surat ijin bidan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan asuhan kebidanan di seluruh wilayah Republik Indonesia</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Memiliki Surat ijin praktik bidan sebagai sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik pelayanan kebidanan di wilayah kerja tempat dia berpraktik</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Bidan melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya</span></li>
</ol><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Kewajiban Bidan Praktik Swasta :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik dari dinas maupun dari profesi</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Wajib membantu program pemerintah dalam menigkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Wajib meningkatkan keilmuan dan keterampilannya mealalui pendidikan dan pelatihan</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"> Wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan dilampirkan ke puskesmas</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Wajib mengikuti kegiatan organisasi IBI</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"> Wajib menerima pembinaan yang dibseikan dinas kesehatan atau organisasi terkait</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Wajib mencantumkan SIPB atau fotokopi di ruang praktiknya</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Hak Bidan Praktik Swasta</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Berhak mendapatkan ijin praktik</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berhak mendapatkan perlindungan dari organisasi rofesi</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berhak mendapatkan keterampilan/pengetahuan baru yang berkaitan dengan bidan praktik swasta</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sanksi Bidan Praktik Swasta</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Bidan dalam melakukan praktik dilarang :</span></div><ul style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Menjalankan praktik yang tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ijin praktik</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi</span></li>
</ul><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Bila melanggar, maka dikenakan sanksi :</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Peringatan lisan atau tertulis kepada bidan yang melakuakn pelanggaran oleh kepala dinas kabupaten kota sebanyak maksimal 3 kali, jika tidak diindahkan maka SIPB dapat dicabut oleh kepala dinas kab/kota.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sebagai pegangan seorang bidan dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan, bidan dapat mengacu pada Lampiran I Kepmenkes Nomor 900/MENKES/VII/2002 Tentang Daftar Peralatan Praktik Bidan, Lampiran II Tentang Obat yang disediakan oleh bidan, Lampiran III Tentang Pelaksanaan Praktik Bidan.</span></div><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan yang akan berpraktik secara swasta :</span></div><ol style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li><span style="font-size: x-small;">Harus memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur, jika memiliki lebih dari 5 tempat tidur maka harus memperkerjakan bidan lain yang juga memiliki SIPB</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap yang berlaku</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Menyediakan obat-obatan sesuai dengan peraturan yang berlaku</span></li>
</ol><div style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sumber Pustaka :</span></div><ol><li style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Sofyan, Mustika dkk. 2003. <strong>Bidan Menyongsong Masa Depan.</strong> PP IBI : Jakarta</span></li>
<li style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Soepardan, Suryani. 2008. <strong>Konsep Kebidanan. </strong>EGC : Jakarta</span></li>
<li style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: x-small;">Purwandari, Atik. 22008. <strong>Konsep Kebidanan.</strong> EGC : Jakarta</span></li>
<li><span style="background-color: #fff2cc; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;">Wahyuningsih, HP dan Asmar Yetti Zein. <strong>Etika Profesi Kebidanan. </strong>Fitramaya </span>: Yogyakarta</li>
</ol></div><div class="postfeedback"> </div>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8266579824577138671.post-70337266233664476632010-12-26T02:25:00.000-08:002010-12-26T02:25:42.841-08:00Bidan<h1 class="firstHeading" id="firstHeading"> </h1><h1 class="firstHeading" id="firstHeading"><br />
</h1><h1 class="firstHeading" id="firstHeading" style="color: red; text-align: center;"><u>Bidan</u></h1><!-- /firstHeading --> <!-- bodyContent --> <!-- tagline --> <div id="siteSub">Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</div><!-- /tagline --> <!-- subtitle --> <div id="contentSub"><div class="flaggedrevs_short plainlinks noprint" id="mw-fr-revisiontag"><br />
<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Validasi_halaman" title="Bantuan:Validasi halaman"></a></b></div></div><!-- /subtitle --> <!-- jumpto --> <div id="jump-to-nav"> <br />
</div><!-- /jumpto --> <!-- bodytext --> <b>Bidan</b> merupakan sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perempuan" style="color: red;" title="Perempuan">perempuan</a><span style="color: red;"> </span>saat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Melahirkan&action=edit&redlink=1" title="Melahirkan (halaman belum tersedia)">melahirkan</a>.<br />
Ada beberapa jenis bidan:<br />
<ul><li>Bidan tarik - bidan yang baru dipanggil ketika akan melahirkan.</li>
<li>Bidan tempah - bidan yang sudah dipesan terlebih dahulu untuk menolong seseorang ketika akan melahirkan nantinya</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Frasa-frasa_dengan_kata_.22bidan.22">Frasa-frasa dengan kata "bidan"</span></h2><ul><li>Berlimau bidan atau selamatan yang dilakukan sebagai pembalas jasa bidan</li>
<li>batampah bidan - uang muka yang diberikan kepada bidan sebagai pengikat</li>
</ul><br />
<br />
<h2 style="color: red;"><a href="http://petromandauhusada.wordpress.com/2008/12/16/bidan-ruang-lingkup-kebidanan/" rel="bookmark" title="BIDAN & RUANG LINGKUP KEBIDANAN">Bidan Dan Ruang Lingkup Kebidanan</a></h2><div class="postinfo"> Dari petromandauhusada ..</div><div class="postinfo"> </div>Dalm ruang lingkup kesehatan, etika, profesional, kesopanan , keramahan , keterampilan adalah modal utama. Tapi selain itu, bidan juga punya penuntun yang dapat digunakan dalam memberikan asuhan kepada pasiennya, salah satunya adalah Standart Praktek Kebidanan & Permenkes tahun 2002, tentang ruang lingkup kebidanan dalam pemberian asuhan. Berdasarkan dengan panduan tersebut maka bidan dapat memberikan asuhan dengan legal dan tidak perlu adanya pencekalan.<br />
- Tugas bidan sendiri tidak saja mandiri, tetapi ada juga tugas kolaborasi baik dengan teman sejawat atau lintas sektoral maupun dengan dokter Obgin.<br />
Jadi dengan demikina bidan yang kita ciptakan memiliki keterampilan dan dedikasi tinggi, sehingga tidak mengecewakan masyarakat pada umumnya<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Kewajiban Bidan Dalam Masyarakat dan kepada klien </b><br />
<br />
Dewasa ini Semakin Bertambah nya teknologi yang semakin hari semakin cangkih,bertambah pula pemikiran masyarakat dalam teknologi kesehatan yang semakin lama semakin tinggi.<br />
Saat ini masyarakat seringkali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan dipengadilan. Apabila seorang Bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang tersebar luas di masyarakat melalui media elektronik dan media massa lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang Bidan. Pedoman ini sudah ada, yaitu "Kode Etik Bidan."<br />
<span class="fullpost"><br />
<b style="color: red;">Kode Etik Bidan</b><br />
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. <br />
Kode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah tujuan dan bab.<br />
Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab ini dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :<br />
<br />
<ol><li> Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir)</li>
<li> Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)</li>
<li> Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)</li>
<li> Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir)</li>
<li> Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (2 butir)</li>
<li> Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)</li>
<li>Penutup (1 butir)</li>
</ol>Akan tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya Bab I yaitu "Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Msyarakat". Sebelum dibahas lebih lanjut perlu diketahui dahulu beberapa kekuatan yang tertuang dalam mukadimah tujuan dan bab.<br />
<br />
<b style="color: red;">Kode Etik Bidan Indonesia</b><br />
Mukadimah :<br />
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi tercapainya :<br />
<br />
<ol><li> Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945</li>
<li> Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya</li>
<li> Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia</li>
</ol>Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para Bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap Bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan pada umumnya. KIA/KB dan kesehatan keluarga pada khususnya.<br />
<br />
Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentran dan para Bidan.<br />
<br />
Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanaan kesehatan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat sudah sewajarnya Kode Etik Bidan ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan dan ideal dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.<br />
<br />
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi Bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional.<br />
<br />
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat pada jasmani dan rohani dengan tetap mempertahankan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat dan keluarga pada khususnya. <br />
<br />
<b style="color: red;">Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat dan Petunjuk Pelaksanaannya</b><br />
<b>1. </b>Setiap Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya<br />
Petunjuk pelaksanaan Kode Etik Bidan Indonesia<br />
a) <i>Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi Bidan yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur ilmu dan kebijaksanaan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab</i><br />
b) <i>Bidan dalam melaksanakan tugasnya harus memberikan pelayanan yang optimal kepada siapa saja, dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama<br />
</i>c) <i>Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan merahasiakan segala yang berhubungan dengan tugasnya<br />
</i>d) <i>Bidan hanya boleh membuka rahasia pasiennya/kliennya apabila diminta untuk keperluan kesaksian pengadilan</i><br />
<br />
<b>2. </b>Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra Bidan<br />
a) <i>Pada hakekatnya manusia termasuk klien memiliki keutuhan akan intelektual dan pengakuan yang hakiki baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah, maupun kelompok masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu Bidan harus menentukan sikap yang manusiawi (sabar, lemah lembut dan ikhlas) memberi pelayanan.<br />
</i>b) <i>Atas dasar menghargai martabat setiap insan Bidan harus memberikan pelayanan profesional yang memadai kepada setiap kliennya<br />
</i>c) <i>Profesional artinya memberikan pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan manusiawi secara penuh tanpa mementingkan diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan klien serta menghargai sebagaimana Bidan mengharagai dirinya sendiri<br />
</i>d) <i>Bidan dalam memberikan pelayanan harus menjaga citra Bidan artinya Bidan sebagai profesi memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial yaitu bahwa jasa-jasa yang diberikan kpeada kliennya adalah suatu keijakan sosial, dimana masyarakat akan merasakan sangat dirugikan atas ketidakhadiran Bidan. </i><br />
<br />
<b>3. </b>Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat<br />
Pengabdian dan pelayanan Bidan adalah dorongan hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa<br />
a) <i>Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah digariskan dalam PER MEN KES : 572/Menkes/Per.IV/1996 antara lain</i> :<br />
<br />
<ul><li> Memberikan penerangan dan penyuluhan</li>
<li>Melaksanakan bimbingan pada teg.kes. lainnya yang lebih rendah dukun</li>
<li> Melayani kasus ibu dan pengawasan keh, persalinan normal, letak sungsang, episotomi, penjahitan perineum TK I dan II</li>
<li> Perawatan nifas dan menyusui termasuk pemberian uterotonika</li>
<li> Memberikan pelayanan KB</li>
</ul>b) <i>Melayani bayi dan anak prasekolah, pengawasan tumbang, imunisasi perawatan bayi dan memberikan petunjuk pada ibu tentang makanan yang benar untuk bayi / balita sesuai usia<br />
</i>c) <i>Mmeberikan obat-obatan dalam bidang kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien<br />
</i>d) <i>Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasusnya yang tidak bisa diatasi sendiri yaitu </i>:<br />
<br />
<ul><li> Kehamilan resiko tinggi dan versi luar digital</li>
<li> Pertolongan persalinan sungsang pada primigravida dan cunam ekstravator vakum pada kepala dasar panggul</li>
<li> Pertolongan nifas dengan pemberian antibiotik pada infeksi baik secara oral maupun suntik</li>
<li> Memberikan pertolongan kedaruratan melalui pemberian infus guna pencegahan syok dan mengatasi perdarahan pasca persalinan termasuk pengeluaran uri dengan manual</li>
<li> Mengatasi kedaruratan eklamsi dan mengatasi infeksi BBL</li>
</ul>e) <i>Bidan melaksanakan perannya ditengah kehidupan masyarakat</i> :<br />
<br />
<ul><li> Berperan sebagai penggerak PSM dengan menggali, membangkitkan peran aktif masyarakat</li>
<li>Berperan sebagai motivator yang dapat memotivasi masyarakat untuk berubah dan berkembang kearah peri akal, peri rasa dan perilaku yang lebih baik</li>
<li> Berperan aktif sebagai pendidik yang mampu merubah masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu</li>
<li> Berperan sebagai motivator/pembaharu yang membawa hal-hal yang baru yang dapat merubah keadaan ke arah yang lebih baik.</li>
</ul><b>4. </b>Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat<br />
a) <i>Kepentingan klien adalah diatas kepentingan sendiri maupun kelompok artinya Bidan harus mampu menilai situasi saat dimana menghadapi kliennya. Berikan dahulu pelayanan yang dibutuhkan klien dan mereka tidak boleh ditinggalkan begitu saja</i><br />
b) <i>Bidan harus menghormati hak klien antara lain</i> :<br />
<br />
<ul><li> Klien berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai</li>
<li> Klien berhak memperoleh perawatan dan pengobatan</li>
<li> Klien berhak untuk dirujuk pada institusi/bidang ilmu yang lain sesuai dengan permasalahannya</li>
<li> Klien mempunyai hak untuk menghadapi kematian dengan tenang </li>
</ul>c) <i>Batu menghormati nilai-nilai yang ada di masyarakat artinya</i> :<br />
<br />
<ul><li> Bidan harus mampu menganalisa nilai-nilai yang ada di masyarakat dimana ia bertugas</li>
<li> Bidan mampu menghargai nilai-nilai masyarakat setempat</li>
<li> Bidan mampu beradaptasi dengan nilai-nilai budaya masyarakat dimana ia berada</li>
</ul><br />
<b>5. </b>Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya<br />
a) <i>Bidan sudah siap untuk berangkat ke suatu pertemuan mendadak ada klien yang datang untuk berkonsultan/partus, tentu kepentingan klien yang diutamakan sekalipun pertemuan tersebut sangat penting : dengan catatan usahakan agar mengutus seseorang untuk memberi kabar<br />
</i>b) <i>Bidan sudah siap untuk ke kantor (bekerja), mendadak ada seorang anggota keluarga meminta bantuan untuk menolong seorang bayi yang kejang, tentu saja kita utamakan untuk melihat anak yang kejang tersebut lebih dahulu<br />
</i>c) <i>Bidan sudah merencanakan akan mengambil cuti keluar kota, tetapi sebelum berangkat pamong meminta untuk memberikan ceramah mengenai ASI kepada masyarakat, tentu hal ini akan didahulukan, dan seterusnya</i><br />
<br />
<b>6. </b>Setiap Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal<br />
a) <i>Bidan harus mengadakan kunjungan rumah/masyarakat memberikan penyuluhan serta motivasi agar mau membentuk posyandu / PKMD / bagi yang mempunyai balita / ibu hamil memeriksakan diri di posyandu<br />
</i>b) <i>Bidan dimana saja berada baik di kantor, di puskesmas / di rumah, di tempat praktek, maupun ditengah-tengah masyarakat lingkungan tempat tinggal harus selalu memberikan motivasi agar mereka hidup berprilaku sehat.</i><br />
</span>Ruang Lingkup Kesehatan-by seftianihttp://www.blogger.com/profile/13885456167693455493noreply@blogger.com0